Dirjen ESDM: Malu... Kalau Orang Mampu Dapat Subsidi

  • 19 Juni 2022 09:10:21
  • Views: 20

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana kenaikan tarif listrik yang akan berlaku mulai 1 Juli mendatang, membuat masyarakat heboh.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana pun menjelaskan, kenaikan tarif listrik dilakukan hanya untuk rumah tangga go­longan 3.500 VA ke atas.

Golongan tersebut, dianggap Rida, sebagai rumah tangga yang mampu. Jadi, seharusnya mereka malu kalau mendapatkan subsidi dari Pemerintah. “Saya pelanggan R2, rumah saya 4.400 VA. Saya agak malu selama ini dibantu Pemerintah dalam rangka membayar, ujarnya, dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Jakarta, ke­marin.

Golongan R2, adalah rumah tangga menengah dengan daya 3.500 VA sampai 5.500 VA. Selain golongan R2, golongan lain yang terkena penyesuaian tarif listrik adalah R3, rumah tangga besar dengan daya di atas 6.600 VA, serta golongan pemerintah (P1, P2, dan P3) atau go­longan pelanggan nonsubsidi.

Berita Terkait : Kamu Pelanggan Listrik Yang Dapat Subsidi? Cek Di Sini

Keputusan ini tertuang dalam Surat Menteri ESDM No. T-162/TL.04/MEM.L/2022 tanggal 2 Juni 2022 tentang Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Periode Juli-September 2022).

Sementara golongan R1, yakni rumah tangga kecil dengan daya 900 VA sampai dengan 2.200 VA, tidak terkena penyesuaian tarif, atau istilah Kementerian ESDM, tariff adjustment. “Di luar lima golongan itu saya pikir tidak perlu khawatir, tuturnya.

Rida menyebut, kebijakan ini bertujuan untuk mewujud­kan tarif listrik yang berkeadi­lan. Artinya, masyarakat yang mampu tidak lagi menerima bantuan Pemerintah.

Malah untuk golongan R1, Pemerintah menambah anggaran subsidinya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penambahan sebesar Rp 3,1 triliun itu sudah disetujui oleh DPR. “Masyarakat miskin akan tetap bayarnya, tarifnya akan tetap seperti di tahun lalu sehingga tidak ada kenaikan tarif di masyarakat, tegas Rida.

 

Berita Terkait : Permintaan Kendaraan Listrik Electrum Di Gojek Naik 2 Kali Lipat

Dia kemudian menjelaskan, penyesuaian tarif listrik harus dilakukan karena empat fak­tor utama. Keempatnya yakni kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP), nilai tukar yang melemah, batu bara, dan inflasi yang melebar.

Pergerakan empat faktor itu, mempengaruhi Biaya Pokok Produksi (BPP) yang kemudian berpengaruh pada tarif listrik. Pemerintah berjanji akan meng­kaji lagi penyesuaian tarif itu jika faktor BPP turun.

“Tentu saja, kalau faktor empat tersebut juga turun ya maka tarif listrik bisa turun juga. Ini namanya adjustment, bukan melulu naik, tetapi juga bisa turun, tegas Rida.

Untuk itu, Rida meminta PLN untuk terus melakukan efisiensi di segala lini dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berita Terkait : Tiket Mahal, Pariwisata Sepi

Sementara Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril memastikan, PLN siap menjalankan arahan pemerintah terkait dengan penyesuaian tarif listrik.

Selain itu, PLN juga siap menjalankan arahan dalam per­baikan layanan dan melakukan efisiensi dalam segala bidang. PLN akan terus memberikan pelayanan yang baik pada pe­langgan. “Masyarakat tidak perlu khawatir dengan pelayanan PLN, tutur Bob.

Dia mengungkapkan, pelanggan kategori rumah tangga golongan R2, yakni 3.500 VA sampai 5.500 VA, jumlahnya hanya sebanyak 1,7 juta. Sementara pelanggan golongan R3, yakni 6.600 VA ke atas, hanya sekitar 300 ribu.

Jumlah itu hanya sedikit dari jumlah pelanggan aktif PLN yang saat ini tercatat sekitar 82,2 juta. “Jadi kalau ditotal, hanya ada 2,5 juta yang terkena kenaikan tariff adjustment pada golongan rumah tangga, ungkapnya. ■


https://rm.id/baca-berita/government-action/129051/soal-kenaikan-tarif-listrik-dirjen-esdm-malu-kalau-orang-mampu-dapat-subsidi
 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/government-action/129051/soal-kenaikan-tarif-listrik-dirjen-esdm-malu-kalau-orang-mampu-dapat-subsidi
Tokoh





Graph

Extracted

persons Bob Saril, Rida Mulyana,
companies ADA, Gojek,
ministries DPR RI, Kementerian ESDM,
bumns PLN,
topics APBN, Listrik,
fasums Borobudur,
products Batu Bara, kendaraan listrik,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta,