HEADLINE: NasDem Pilih Kandidat Capres 2024, Siap Bentuk Poros Koalisi?

  • 18 Juni 2022 00:48:53
  • Views: 15

Nama Anies Baswedan berkibar di arena Rakernas Nasdem. Mantan Mendikbud ini mengungguli 24 nama lain yang diusulkan oleh 34 pengurus wilayah.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, Nasdem memiliki alasan subjektivitas dalam memunculkan nama-nama yang direkomendasikan DPW. Namun begitu, nama-nama tersebut belum tentu akan diusung Nasdem dalam Pilpres 2024.

Problemnya yang direkomendasikan DPW tidak ada kepastian apa bisa diusung atau tidak. Karena masih terbuka capres lain yang tidak disebutkan DPW, ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (17/6/2022).

Menurutnya, kandidat capres yang dimunculkan merupakan bagian strategi Nasdem dalam memanfaatkan momentum tahun politik ini. Sehingga partai besutan Surya Paloh tersebut memiliki jagoan pada Pilpres 2024.

Intinya Nasdem ingin menciptakan momentum politik bahwa untuk 2024, Nasdem punya jagoan lah, tapi jagoan awal, ujar dia

Selain itu, Adi melanjutkan, kandidat yang dimunculkan dalam Rakernas sebagai bagian dari cek ombak. Nasdem akan melihat respons publik terhadap tiga nama kandidat tersebut.

Ini tentu sebagai sounding publik ya, apakah ketika nama ini dimunculkan oleh DPW mendapatkan respons postitf atau sebaliknya. Ini kan strategi politik, jelas dia.

Adi menilai, nama-nama yang dimunculkan dapat memberikan kontribusi positif bagi Partai Nasdem. Sehingga nama Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak masuk radar dari DPW Nasdem.

Nama-nama yang muncul di Nasdem adalah yang sangat mungkin di-Nasdem-kan ke depan. Kalau Prabowo kan enggak mungkin, AHY juga (tidak mungkin). Tapi nama-nama ini mungkin bisa di-Nasdem-kan, terang dia.

Meski demikian, Adi berpandangan bila langkah Nasdem untuk meminang Anies dan Ganjar tidak lah gampang. Bakal ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

Tapi memang dua nama ini, Anies dan Ganjar punya kerumitan yang enggak mudah. Kalau Anies yang diusung berarti secara langsung membuka front politik dengan Istana, pemerintah, yang sangat terlihat tidak menginginkan Anies di 2024. Maka Nasdem yang saat ini pendukung utama pemerintah, siap head to head, terjadi front politik dengan pemerintah, terang dia.

Sedangkan untuk menggaet Ganjar, kata dia, juga memiliki aral yang tak kalah melintang. Konfrontasi antara Nasdem dengan PDIP bakal tak terelakan lantaran Ganjar merupakan kader PDIP.

Nama Ganjar kan bukan perkara gampang, sekalipun elektabilitasnya bagus, tapi Ganjar PDIP. Bisa terjadi prahara politik antara Nasdem dengan PDIP, ujar dia.

Terkait dengan koalisi yang bakal dibangun Nasdem, Adi melihat partai tersebut akan membuat poros sendiri. Ia menilai, Nasdem berpeluang besar menggandeng PKS dan Partai Demokrat.

Sangat mungkin dengan PKS dan Demokrat, yang semangatnya ingin menghilangkan dominasi PDIP dan kubu pemerintah. Makanya kalau Nasdem bikin poros politik sendiri, dan betul ingin mengusung Anies, sudah tentu yang girang dan sorak adalah Demokrat dan PKS. Sangat mungkin bisa bergabung, jelas dia.

Karena menurutnya, Nasdem yang menjadi partai penyokong pemerintah, akan mencoba keluar dari fatsoen politik yang selama ini dipegangnya. Berbeda dengan KIB yang telah memutuskan tegak lurus terhadap semua visi misi pemerintah.

Nasdem enggak ada penegasan seperti itu, ucap dia.

Kalau Anies yang diusung, itu artinya membuka front politik dengan pemerintah. Makanya di situlah sangat mungkin bagi Demokrat dan PKS bisa bergabung, ujar dia.

Pandangan serupa disampaikan Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin. Dia meyakini Nasdem masih belum mengunci nama untuk dicalonkan dalam Pilpres 2024.

Saya melihatnya Nasdem masih mengayun, tidak mengkapling nama saat ini, ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (17/6/2022).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menambahkan, sosok yang muncul dalam tiga besar tersebut saat ini tengah menjadi perhatian publik. Namun hal itu tidak menjamin akan dipinang oleh Partai Nasdem.

Saya melihatnya ke siapa kah arah dukungan sesungguhnya nanti, tergantung dengan dinamika politik yang berkembang, ucap Ujang.

Karena dalam menentukan sosok capres, Ujang menjelaskan, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Nasdem juga akan melihat sosok yang bakal diusung oleh partai-partai besar.

Siapa (capres) dari KIB, PDIP, dari Gerindra, itu baru nanti Nasdem di ujung baru mengeluarkan, karena ini terkait dengan Jokowi arahnya ke mana, itu juga menjadi penting, harus dibaca oleh Nasdem. Jadi saya melihatnya Nasdem sih sekarang belum bisa diprediksi, bisa ke Anies bisa juga ke Ganjar, kata Ujang.

Tujuan Nasdem untuk tidak menetapkan satu nama, dia menerangkan, agar tercipta satu ruang. Dengan begitu, akan terjadi negosiasi dengan partai lain.

Tidak mengunci satu nama agar terjadi satu ruang. Ruang diskusi, ruang melobi, negosiasi, ruang bergaining dengan partai lain, termasuk dengan Pak jokowi yang saat ini menjadi presiden. Di situ ruang yang akan digunakan oleh Nasdem, ujarnya.

Namun begitu, dia menilai Nasdem sejatinya bisa menyokong Anies Baswedan sebagai capres 2024. Karena dengan memilih Anies, Nasdem akan ikut terkerek suaranya dalam Pemilu 2024.

Karena Anies bukan kader partai. Kalau Ganjar, dia kan kader partai lain. Suaranya pun bukan untuk Nasdem, tapi masuk PDIP, ujar dia.

 

Ujang menilai, ada alasan tersendiri bagi Nasdem mengusulkan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. Karena dari gelagatnya, kata Ujang, Istana mendukung Gubernur Jawa Tengah untuk maju dalam Pilpres 2024.

Cuma keliatannya Nasdem mengapa mengusulkan nama Ganjar, karena ganjar laga-laganya didukung Jokowi, sehingga harus dihitung bagi Nasdem, ujar dia.

Apalagi, kata dia, Surya Paloh pernah mengusulkan duet Ganjar-Anies kepada Jokowi. Momen itu diungkap oleh Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang menyebut Surya Paloh bertemu Presiden Jokowi pada 31 Mei 2022.

Di awal Nasdem sudah ketemu Jokowi, mengajukan proposal Ganjar-Anies. Ini jalan tengah dari Nasdem sebenarnya. Cuman kan persoalannya apakah Istana menerima atau tidak proposal itu, ujar dia.

Tiga kandidat nama yang diusulkan DPW memang benar belum tentu dipilih oleh DPP Nasdem. Surya Paloh, sebagai Ketua Umum Partai Nasdem menegaskan, partainya tidak memilih calon presiden berdasarkan hasil voter terbanyak dari DPW.

“Belum tentu, karena pada dasarnya pembobotan yang dicalonkan itu sama, siapa pun itu, tegas Paloh saat ditemui secara terpisah di Hotel Sultan Jakarta usai menghadiri Seminar Rakernas Partai NasDem, Kamis 16 Juni 2022.

Meski demikian, secara pribadi, Surya Paloh belum memiliki pertimbangan khusus terkait 25 nama dari DPW yang sudah muncul. Menurut dia semua akan dibahas dalam rapat internal partai.

“Belum-belum (ada nama yang dipilih khusus), tapi pada waktunya, akan diumumkan (tiga nama rekomendasi NasDem untuk Pilpres 2024), Paloh memungkasi.


https://www.liputan6.com/news/read/4989287/headline-nasdem-pilih-kandidat-capres-2024-siap-bentuk-poros-koalisi

Sumber: https://www.liputan6.com/news/read/4989287/headline-nasdem-pilih-kandidat-capres-2024-siap-bentuk-poros-koalisi
Tokoh



















Graph