MerahPutih.com - Angka penyebaran COVID-19 di tanah air belakangan merangkak naik. Tercatat, kasus bertambah sebanyak 1.173 orang pada Kamis (16/6). Sehingga total kasus positif COVID-19 mencapai 6.064.424 orang.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengumumkan kasus aktif positif COVID-19 di Indonesia dan masih dirawat naik 661 menjadi 6.668 orang per Kamis (16/6), dengan jumlah suspek mencapai 4.054 orang.
Baca Juga:
Meski di Atas Seribu, Kasus COVID-19 Harian Alami Penurunan
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono meminta, penjabat kepada daerah bekerja sama menangani permasalahan yang ada saat ini di masyarakat. Secara khusus, dia menyoroti soal penanganan COVID-19, mafia migas, sampai penyakit mulut dan kuku (PMK).
Akhir-akhir ini ada varian baru BA.4 dan BA.5. Ini jadi tantangan bagi kita semua para penjabat gubernur, kemudian wali kota dan bupati, untuk kita bisa mengantisipasi, terang Gatot dalam keteranganya, Jumat (17/6).
Gatot mengimbau, masyarakat tetap selalu memperhatikan protokol kesehatan. Kebiasaan itu akan menghindarkan masyarakat terjangkit virus Corona dan penyakit lainnya.
Walaupun ada kebijakan bisa tidak menggunakan masker di luar ruangan, mantan Kapolda Metro Jaya ini, menyarankan menyampaikan kepada masyarakat tetap memakai masker.
Dan pada acara yang memang mengumpulkan orang, menjaga jarak, masih kita perlu untuk menjaganya, jelasnya.
Gatot mengungkapkan, kondisi pandemi COVID-19 akan berdampak langsung pada kondisi perekonomian di Indonesia. Sehingga, masyarakat bersama-sama mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19.
Kalau pandemi ini bisa kita kendalikan, bahkan pada titik yang terendah, kemudian ekonomi kita bisa berjalan dengan baik, tentunya ini harapan kita semua, katanya.
Selain itu, Gatot juga meminta para penjabat kepala daerah berkoordinasi agar tidak menimbulkan isu-isu terkait PMK jelang Idul Adha. Menurut dia, isu yang tidak sesuai fakta dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kami mohon perhatian, mendekati Idul Adha, tolong nanti berkoordinasi dengan kanwil agama setempat, dengan para kiai, para ulama, tokoh-tokoh agama Islam terkait dengan hewan-hewan seperti ini, ujarnya. (Knu)
Baca Juga:
DPR Duga Kasus COVID-19 Naik Karena Pelonggaran Aturan
