JAKARTA - Abrasi yang terjadi di daerah pesisir Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, telah memaksa setidaknya 66 keluarga yang meliputi 266 warga mengungsi menurut data yang dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Abrasi yang terjadi di daerah pesisir Minahasa Selatan pada Rabu 15 Juni 2022 itu menyebabkan kerusakan 31 rumah, satu jembatan, lima penginapan, dan satu kafe.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mengaktifkan Posko Tanggap Darurat untuk membantu warga yang harus mengungsi karena rumah mereka rusak atau roboh akibat abrasi pesisir.

BPBD Kabupaten Minahasa Selatan bersama pemerintah setempat telah mengaktifkan Posko Tanggap Darurat. Sebanyak dua posko sudah dibentuk untuk memberikan upaya percepatan penanganan terhadap warga yang mengungsi, katanya dilansir Antara, Kamis (16/5/2022).

Posko tanggap darurat sudah didirikan di Kantor Kelurahan Lewet dan Kantor Kelurahan Uwuran Dua, yang dijadikan sebagai tempat pengungsian warga.

Baca juga: Cerita Warga Menengok Detik-Detik Ambruknya Jembatan di Minsel

BPBD mengoperasikan dapur umum di kedua posko tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan warga yang mengungsi.

Baca juga: 25 Rumah, 1 Restoran dan 1 Resort Hanyut Akibat Ambruknya Jembatan di Amurang

Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari sejak Rabu 15 Juni 2022 untuk mendukung percepatan penanganan dampak abrasi di daerah pesisir.

(fkh)