IDXChannel - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, pada Rabu (15/6/2022) pagi, kembali melemah seiring kekhawatiran pasar jelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) dini hari nanti. Pelaku pasar meyakini ada peluang The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin, lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya di level 50 basis poin.

Praktis, sentimen negatif ini membuat rupiah tak mampu beranjak dan terus berkubang di zona merah. Sebagaimana diketahui, sejak awal pekan kurs rupiah terus terpojok, di mana pada Senin (13/6/2022) pagi terjadi pelemahan sebesar 97 poin (0,66 persen) menuju Rp14.650 per dolar AS.

Selanjutnya, rupiah kembali merosot sebesar 68 poin (0,46 persen) ke posisi Rp14.750 per dolar AS pada Selasa (14/6/2022) pagi. Dan pada tengah pekan ini, Rabu (15/6/2022) pagi, rupiah kembali diperdagangkan dengan harga lebih rendah, tepatnya sebesar 31 poin (0,21 persen) menuju Rp14.730 per dolar AS.

Sentimen The Fed masih terus menjadi alasan utama, sehingga tren pelemahan (rupiah) sepertinya masih belum akan berakhir di hari ini, ujar analis pasar uang, Ariston Tjendra, Rabu (15/6/2022).

Menurut Ariston, pelaku pasar masih belum menemukan alasan yang kuat guna mempercayai bahwa kondisi ke depan dapat membaik dalam waktu dekat. Faktanya, data inflasi konsumen dan produsen AS di bulan Mei masih bertahan di level tinggi, dan belum sekalipun mengindikasikan penurunan.

Meski demikian, pelaku pasar disebut Ariston juga cukup yakin bahwa pasca pertemuan kali ini, selanjutnya opsi kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan bakal semakin berkurang. Keyakinan ini, meskipun tak mampu membawa pasar pada tren positif, setidaknya berguna sebagai jangkar sehingga tren pelemahan tidak terjadi lebih dalam lagi. (TSA)