Utusan AS Siap Damaikan Lebanon-Israel soal Sengketa Laut Mediterania

  • 15 Juni 2022 10:30:02
  • Views: 9

Jakarta, IDN Times - Utusan Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, telah melakukan pembicaraan dengan presiden Lebanon Michel Aoun di Beirut, Selasa (14/6/2022).

Petemuan itu difokuskan untuk membahas solusi atas sengketa wilayah Laut yang terjadi antara Lebanon dengan Israel di Laut Mediterania. Keduanya memperebutkan ladang Karish yang kaya akan gas alam.

Hochstein sendiri merupakan penasihat keamanan energi di Departemen Luar Negeri AS. Ia tiba di Beirut pada Senin atas undangan pemerintah Lebanon pekan lalu.

1. Negosiasi belum temukan titik terang

UtusanIlustrasi saling berjabat tangan (pexels.com/Oleg Magni)

Dilaporkan Al Jazeera, Hochstein tidak berbicara kepada wartawan setelah pertemuan 40 menitnya dengan Aoun.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Aoun mengajukan proposal yang menunjukkan kesiapannya menyerahkan Karish secara penuh ke Israel, tetapi dengan imbalan ladang Qana yang membentang jauh ke daerah yang disengketakan.

Pada Februari lalu, Hocstein juga sempat menawarkan sebagian besar wilayah sengketa kepada pemerintah Lebanon, namun tawaran tersebut tidak ditanggapi.

Baca Juga: Sengketa Laut Lebanon-Israel, Hizbullah: Kami Siap Bertindak Keras

2. Hubungan Lebanon-Israel memanas akibat sengketa 

UtusanBendera Lebanon berkibar. (Unsplash.com/Charbel Karam)

Dilansir Reuters, Aoun sebelum pembicaraan telah menuntut agar Israel menghentikan aktivitasnya di Karish sampai sengketa tersebut diselesaikan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sebelumnya, sebuah kapal Energean yang berbasis di London pada pekan lalu memulai eksplorasi gas di wilayah itu, yang memicu tindakan reaktif dari Lebanon.  

Sengketa tersebut menaikkan tensi di antara kedua negara. Hizbullah telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka siap mengambil tindakan keras, jika pemerintah Lebanon menganggap masalah tersebut melanggar batas perairannya.

Hizbullah telah berulang kali mengatakan bahwa mereka akan menggunakan senjatanya untuk melindungi hak-hak ekonomi Lebanon.

3. Sengketa telah berlangsung selama 10 tahun terakhir 

UtusanWilayah sengketa (Twitter.com/Areibi El Ghoul)

Ketika ditanya terkait apa yang bisa PBB lakukan, Juru bicara Stephane Dujarric mengatakan, PBB dapat membantu kedua negara untuk melakukan perundingan atas sengketa tersebut. Sengketa itu sendiri telah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir.

Pada 2012, Lebanon menolak proposal AS yang akan membuat negara itu mendapatkan 550 kilometer persegi atau hampir dua pertiga dari wilayah tersebut, dengan Israel mendapatkan sepertiga sisanya. Tawaran itu dikenal pada saat itu sebagai Hoff Line.

4. Lebanon berharap dapat pulihkan ekonomi dari hasil gas alam di wilayah sengketa 

UtusanMasyarakat Lebanon sedang mengantri untuk mengisi bahan bakar. (twitter.com/Jamalia)

AS mulai menengahi pembicaraan tidak langsung tentang masalah itu sejak 2020. Beirut berharap bisa mencapai kesepakatan yang kemudian dapat membantu membuka cadangan gas yang berharga untuk meringankan krisis keuangan terburuknya.

Pada akhir Mei, kabinet Lebanon meloloskan road map untuk pemulihan ekonomi yang telah lama ditunggu-tunggu, meskipun ada keberatan dari para menteri Hizbullah.

“Langkah terpenting yang harus kita ambil sesegera mungkin adalah membentuk pemerintahan, karena negara tanpa pemerintahan akan runtuh menuju situasi yang lebih buruk lagi, kata Naim Qassem, wakil pimpinan Hizbullah.

Baca Juga: Hendak Merujuk, Kuwait Janji Bantu Lebanon Hadapi Krisis Ekonomi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.


https://www.idntimes.com/news/world/zidan-patrio/utusan-as-siap-damaikan-lebanon-israel-soal-sengketa-laut-mediterania-c1c2

Sumber: https://www.idntimes.com/news/world/zidan-patrio/utusan-as-siap-damaikan-lebanon-israel-soal-sengketa-laut-mediterania-c1c2
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, Reuters, Twitter,
ministries Departemen Luar Negeri AS,
organizations Hizbullah,
parties PBB,
nations Amerika Serikat, Israel, Kuwait, Lebanon,
places DKI Jakarta,
cities London,