KBRN, Jakarta: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, meminta kepada semua pihak untuk tidak menganggap Pemilihan Umum (Pemilu) hanya sebatas rutinitas lima tahunan saja.

Sebab, menurut Puan, Pemilu memiliki kedudukan strategis dalam hal demokrasi di Indonesia.

Pemilu jangan dianggap rutinitas lima tahunan saja, pemilu punya kedudukan strategis dalam berdemokrasi di Indonesia, ungkapnya saat memberikan sambutan di acara Peluncuran Tahapan Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022).

Puan mengatakan, pemilu di Indonesia jangan hanya dipandang sebagai mekanisme demokrasi saja.

“Kedudukan strategis itu dikarenakan pemilu merupakan perwujudan pengamalan Sila Keempat Pancasila yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, katanya.

Puan menyampaikan, melalui pemilu, pemimpin terpilih memperoleh legitimasi untuk merumuskan kebijakan. Selain itu, menurut Puan, di era demokrasi modern, pemilu juga jadi arena bagi rakyat untuk memilih eksekutif mulai dari bupati, wali kota, gubernur hingga presiden dan wakil presiden.

Dengan kedudukan strategisnya hasil pemilu akan menentukan wajah kehidupan berbangsa bernegara lima tahun kedepan, ujarnya.

Selain Puan Maharani, hadir juga dalam acara tersebut Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono, Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia, Ketua DKPP RI Muhammad dan Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja.

Kemudian, ada juga Mendagri Tito Karnavin, Menkominfo Johnny G Plate dan Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej.

Tahun 2024 akan menjadi tahun politik yang sangat ramai. Tak hanya pemilu, pemilihan kepala daerah serentak juga akan dilakukan di tahun yang sama.

Masyarakat akan dua kali melakukan pemungutan suara. Pada 14 Februari 2024, pemungutan suara dijadwalkan untuk pemilihan presiden-wakil presiden anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan anggota DPD RI.

Jika pilpres berlanjut 2 putaran pemungutan suara berikutnya dijadwalkan pada 26 Juni 2024.