RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah isu reshuffle, sore tadi Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan Djalil dipanggil ke Istana.

Sofyan Djalil pun disebut-sebut akan diganti. Kursi Sofyan Djalil kabarnya akan diisi oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.

Bagaimana tanggapan PAN? Terkait itu, Ketua DPP PAN, Bima Arya mengatakan pihaknya menyerahkan keputusan tersebut kepada Zulhas-panggilan Zulkifli Hasan-selaku ketum partai.

Berita Terkait : Jelang Idul Adha, Mentan Pastikan Pasokan Daging Dan Sapi Aman

Terkait Kementerian ATR yang dijabat oleh Zulhas, Bima belum dapat memastikannya. “Tapi di posisi manapun saya kira banyak kader yang siap dan kami mempercayakan sepenuhnya kepada ketua umum, itu poinnya kata Bima di kantor DPP PAN, Selasa (14/6).

Juru bicara PAN Valeryan Bramasta mengatakan, pihaknya yakin Presiden tahu betul apa yang dibutuhkan di Kabinet untuk meningkatkan kinerja Pemerintah. Jika Presiden meminta PAN untuk bergabung ke dalam Kabinet maka PAN akan memberikan support penuh dan mengirimkan kader terbaiknya untuk menuntaskan tugas yang diberi oleh Presiden.

“Untuk masalah posisi menteri yang akan diberikan, PAN akan menyerahkan sepenuhnya pilihan tersebut kepada Presiden, ujarnya.

Berita Terkait : Bamsoet Ingatkan, Pancasila Jangan Sekadar Jadi Hafalan Tanpa Implementasi Nyata

Menurut dia, PAN akan terus bekerja dalam menyukseskan agenda pemerintah sampai periode akhir. Selain itu terus menyuarakan keresahan masyarakat demi kebaikan bangsa.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, reshuffle tidak semata soal kinerja. Menurutnya, reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.

“Sofyan Djalil, seharusnya tidak masuk kategori itu, meskipun memang banyak persoalan agraria utamanya mafia tanah, ujarnya kepada RM, Selasa (14/6).

Berita Terkait : DPRD Usul DKI Anggarkan Pemasangan Ornamen Betawi Di Kantor RW

Namun, kata dia, hal itu kembali kepada keputusan politik. Sebab, untuk menampung PAN maka harus ada yang diganti.