IDXChannel – Pasar Asia melemah pada Senin (13/6) dan imbal hasil obligasi bergerak naik seiring meningkatnya inflasi di Amerika Serikat (AS). Hal itu menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap langkah Federal Reserve (The Fed) yang diproyeksi lebih agresif.

Di sisi lain, kenaikan kasus Covid-19 di Beijing menambah kekhawatiran terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi global. Dilansir dari Reuters, indeks saham blue chips China (CSI300) turun 0,84% dan Hang Seng Hongkong (HSI) anjlok 2,9%.

Sementara itu, Nikkei Jepang melemah 2,78% dan Kospi Korea Selatan anjlok 2,78%. Adapun, IHSG dibuka merosot 1,66% ke level 6.974,84 atau meninggalkan level psikologis 7.000.

Pada Minggu (12/6), distrik Chaoyang yang merupakan distrik terpadat di Beijing mengumumkan tiga putaran pengujian massal untuk menekan pandemi Covid-19 yang kembali mengganas di kota tersebut. Meningkatnya kasus Covid-19 di Beijing bermula dari munculnya kasus dari sebuah bar di area perbelanjaan pada pekan lalu.

Peningkatan kasus tersebut memicu kekhawatiran terhadap lebih  banyak kebijakan penguncian wilayah atau lockdown yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi dalam waktu singkat. Padahal, China baru saja melonggarkan pembatasan wilayah pada April lalu.

Adapun, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (10/6) merilis data indeks harga konsumen meningkat lebih tinggi dari perkiraan bulan lalu sebesar 8,6%. Level tersebut menjadi kenaikan tahunan terbesar sejak 1981. (FRI)