Bell's Palsy, Apa Penyebab dan Gejalanya?

  • 13 Juni 2022 01:03:46
  • Views: 6

TEMPO.CO, JakartaBell's palsy kondisi kelumpuhan karena radang yang menyerang serabut saraf tepi wajah atau saraf kranial ketujuh (CN-VII). Saraf ini berhubungan ekspresi wajah. Bell's palsy kondisi yang menyebabkan kelemahan tiba-tiba otot di satu sisi wajah. Itu berakibat wajah sulit diatur atau sulit menutup mata di sisi yang mengalami bell's palsy.

Gejala dan penyebab

Merujuk Mayo Clinic, bell's palsy ditandai kelemahan ringan sampai kelumpuhan di satu sisi wajah. Kondisi itu berakibat kesulitan berekspresi, nyeri di sekitar rahang, peningkatan kepekaan terhadap suara di sisi yang terkena, sakit kepala, kehilangan rasa, perubahan jumlah air mata dan liur.

Mengutip Healthline, kelumpuhan dan kelemahan wajah terkait bell's palsy diakibatkan saraf kranial ketujuh wajah mengalami bengkak atau tekanan.

Peneliti berpendapat kerusakan saraf kemungkinan besar dipicu infeksi virus herpes simpleks dan herpes genital yang merusak sistem kekebalan tubuh, sarkoidosis penyebab peradangan organ. Adapun virus herpes zoster penyebab cacar air, virus epstein-barr penyebab mononukleosis, penyakit lyme.

Merujuk Cleveland Clinic, jika gejala bell’s palsy tak membaik selama tiga bulan maka perlu intens berkonsltasi dengan dokter. Kondisi lainnya juga iritasi mata kronis, kelopak mata susah menutup, dehidrasi akibat kesulitan minum dan menelan, pendengaran berkurang.

Diagnosis bell's palsy

Mengutip lamn Cleveland Clinic bell's palsy bisa  diperiksa menggunakan beberapa prosedur medis. Tes darah untuk memeriksa kondisi penyakit, seperti lyme dan sarkoidosis, elektromiografi (EMG).

Mengukur aktivitas dan kerusakan saraf terkait prediksi waktu penyembuhan, penggunaan magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) scan untuk menyingkirkan stroke atau penyebab lain dari kerusakan saraf.

Setelah menjalani diagnosis, dokter menyarankan prosedur pengobatan untuk pasien. Mengutip Healthline, itu termasuk obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, obat antivirus atau antibakteri, obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau asetaminofen, dan tetes mata untuk menjaga kelembapan.

Apakah mungkin komplikasi bell's palsy?

Merujuk keterangan dalam laman Johns Hopkins Medicine, bell's palsy biasanya sembuh dalam jangka waktu tertentu. Bell's palsy tidak menyebabkan komplikasi serius maupun jangka panjang.

Kebanyakan orang yang mengalami bell's palsy tak bisa menutup mata di sisi wajah. Itu sebabnya penting untuk melindungi mata dari kekeringan saat malam atau bekerja di depan komputer, supaya tak terjadi goresan di kornea.

DELFI ANA HARAHAP

Baca:  Pengobatan Efektif Bell's Palsy

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.


https://gaya.tempo.co/read/1601170/bells-palsy-apa-penyebab-dan-gejalanya

Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1601170/bells-palsy-apa-penyebab-dan-gejalanya
Tokoh

Graph

Extracted

companies Google,
institutions Johns Hopkins University,
topics stroke,
fasums Mayo Clinic,
places DKI Jakarta,