Bandara Internasional Banyuwangi Keren Abis, Green Airport Berkonsep Adat Suku Osing

  • 12 Juni 2022 21:02:34
  • Views: 18

RM.id  Rakyat Merdeka - Bandara Internasional Banyuwangi di Jawa Timur yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) masuk daftar 20 bangunan dengan arsitektur terbaik dunia, menurut The Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2022.

Aga Khan mendefinisikan bangunan terbaik sebagai bangunan yang memiliki keunggulan arsitektur kontemporer, social housing, berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, pelestarian sejarah, konservasi kawasan, desain lansekap dan perbaikan lingkungan.

Selain itu, bangunan juga harus mampu memanfaatkan sumber daya lokal, penggunaan teknologi secara inovatif, serta aspek lain seperti misalnya insinyur dan pengrajin.

 

src=https://rm.id/my_admin/kcfinder/upload/images/IMG-20220612-WA0124.jpg

 

Pembangunan Bandara Banyuwangi diarsiteki oleh arsitek nasional Andra Matin. Terminal penumpang pesawat di bandara tersebut mengusung konsep green airport, yang tidak mengandalkan pendingin udara. Namun, tetap terasa nyaman bagi penumpang pesawat.

Terminal penumpang seluas 7.000 meter persegi dan berkapasitas 3 juta penumpang/tahun ini dibangun oleh Pemkab Banyuwangi. Dengan mengadopsi konsep atap rumah Suku Osing masyarakat asli Banyuwangi.

Berita Terkait : Kuliah Sains Berstandar Internasional Bisa Juga Di Indonesia

Keindahan arsitektur terminal penumpang ini kemudian menjadi salah satu landmark di Jawa Timur.

Pada 2017, Bandara Banyuwangi dikelola oleh AP II.  Pengembangan pun terus berlanjut.

 

src=https://rm.id/my_admin/kcfinder/upload/images/IMG-20220612-WA0126.jpg

 

AP II kemudian mengembangkan sisi udara. Yaitu penebalan runway, pelebaran dan perpanjangan runway menjadi 2.450 x 45 m, dan perluasan apron (parkir pesawat) menjadi 16.200 meter persegi, serta pembangunan taxiway.

“Pengembangan sisi udara dilakukan untuk mendukung operasional pesawat berbadan sedang (narrow body) sekelas Boeing 737-900 ER dan Airbus A320, yang saat ini menjadi pesawat komersial rute jarak pendek dan menengah paling banyak digunakan maskapai di Indonesia. Atau bahkan di dunia, jelas President Director AP II Muhammad Awaluddin.

 

Di tengah periode pemulihan penerbangan dari dampak pandemi Covid-19, Bandara Banyuwangi melayani rute Jakarta - Banyuwangi yang dioperasikan oleh Citilink dan Batik Air, serta Sumenep - Banyuwangi oleh Susi Air.

Berita Terkait : Kembali Layani Penerbangan Internasional, Bandara Ngurah Rai Tetap Berlakukan Prokes Ketat

Pemulihan penerbangan secara berkelanjutan diharapkan berjalan lancar, seiring membaiknya penanganan pandemi. Sehingga, rute-rute lain akan kembali dibuka di Bandara Banyuwangi.

 

src=https://rm.id/my_admin/kcfinder/upload/images/IMG-20220612-WA0129.jpg

 

Awaluddin mengatakan, AP II juga memperkuat implementasi green airport.

“Bandara Banyuwangi sudah memiliki terminal penumpang dengan arsitektur yang luar biasa indah, dan sangat mendukung penerapan green airport. AP II akan memperkuat penerapan green airport ini. Serta menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Greenship Existing Building, beber Awaluddin.

Untuk memperkuat penerapan green airport, AP II memiliki program efisiensi dan konservasi energi melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sebagai salah satu sumber energi di bandara ini.

“Program ini sudah berjalan. AP II didampingi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM berkolaborasi untuk mendorong pemanfaatan PLTS di bandara-bandara. Termasuk, di Bandara Banyuwangi, jelas Awaluddin.

Berita Terkait : Sampai 16 September, Naik KA Bandara Internasional Yogyakarta Gratis..tis..

Dari evaluasi yang telah dilakukan, pemanfaatan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dapat dilakukan di atas atap seluas 3.300 meter persegi. Dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 KWp (kilowatt peak).

“Panel surya dalam sistem PLTS akan dipasang di atap Gedung Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) dan Gedung Main Power Station (MPS), terang Awaluddin.

Implementasi PLTS ini juga sejalan dengan pengembangan Bandara Banyuwangi, untuk selalu mengikuti tren global.

AP II akan mendorong seamless journey experience melalui pemanfaatan mesin self check in, layanan dengan mobile apps, self baggage drop dan fasilitas lainnya. Seperti biometrik facial recognition untuk naik ke pesawat.

Penumpang pesawat atau traveler yang saat ini didominasi kalangan milenial, lebih memilih penggunaan teknologi untuk memproses keberangkatan penerbangan. Serta merasakan seamless journey experience, tutur Awaluddin.

Melalui pengembangan sisi darat yang mencakup terminal penumpang berarsitektur terbaik dunia, serta pengembangan sisi udara mencakup runway, apron, taxiway, juga pengembangan infrastruktur teknologi dan energi baru, terbarukan, Bandara Banyuwangi akan menjadi pilot project pengembangan bandara modern untuk mendukung wisata.

Traveler yang melalui bandara ini akan merasakan aura berlibur yang sangat kental, bebas ribet, bebas stres, dan bebas hambatan, pungkas Awaluddin. ■


https://rm.id/baca-berita/nasional/128147/masuk-20-besar-arsitektur-terbaik-dunia-bandara-internasional-banyuwangi-keren-abis-green-airport-berkonsep-adat-suku-osing
 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/nasional/128147/masuk-20-besar-arsitektur-terbaik-dunia-bandara-internasional-banyuwangi-keren-abis-green-airport-berkonsep-adat-suku-osing
Tokoh





Graph