Dengan melihat analisis BMKG dan instruksi dari BNPB bahwa gempa magnitudo 5,8 yang terjadi pada Rabu, 8 Juni 2022, merupakan puncak gempa dan setelahnya hanya ada gempa gempa kecil, kata Arismunandar, di Majene, Sabtu, 11 Juni 2022.
Baca: Sejumlah Bangunan di Halmahera Utara Rusak Diguncang Gempa 5 Magnitudo
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia menginstruksikan agar kantor kecamatan dan BPBD segera melakukan pendataan rumah warga yang mengalami kerusakan.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Majene, Ilhamsyah, menyampaikan telah mendapatkan dana siap pakai dari BNPB Rp250 juta.
BPBD Majene, kata dia, telah mengeluarkan SK tanggap darurat sebagai dasar dari Provinsi Sulbar dalam menyalurkan bantuan.
Ia juga menyampaikan bahwa bantuan logistik dari BNPB berupa beras, air mineral, mi instan sebanyak dua truk segera disalurkan ke para pengungsi.
Pascagempa magnitudo 5,8, tambahnya, pada malam hari terdapat lebih 7.000 warga di Kabupaten Majene yang mengungsi.
Hal tersebut merupakan hasil laporan yang dirangkum dari setiap kepala desa mulai dari Maliaya hingga di Kecamatan Tammero’do, ungkap Ilhamsyah.
Meski demikian, BPBD Majene tetap mendata secara akurat jumlah pengungsi hingga saat ini. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, jumlah pengungsi pascagempa bumi bermagnitudo 5,8 di Kabupaten Majene, yakni 7.500 orang.
Sebanyak 500 orang mengungsi di SMK Bukit Tinggi Kelurahan Lamongan Batu dan sebanyak 7.000 orang mengungsi di beberapa titik di antaranya, Kelurahan Malunda, Desa Maliaya, Mekkatta, Lombong dan Kecamatan Tubo.
(DEN)