PGJSS ini bagus untuk meningkatkan kesadaran untuk mulai konsep pengelolaan sampah dari tingkat masyarakat, tapi sekali lagi yang paling penting adalah gerakan dan solusi berkelanjutan, jangan hanya acara seremonial ramai-ramai saja lalu menghilang. Jakarta saat ini masih darurat sampah, kata August sebagaimana dikutip GoNEWS.co.
Baca Juga: PSI Akhirnya Akui Kesuksesan Anies Gelar Formula E
Baca Juga: Buka Pendaftaran Caleg DPRD DKI, PSI: Kami Tidak Melihat Isi Tas
August menilai konsep pengelolaan sampah mulai dari masyarakat adalah konsep yang dapat menjadi solusi jangka panjang, namun kenyataannya konsep ini belum optimal pelaksanaannya.
Di lapangan, masih banyak RW yang belum menjalankan fungsi Bidang Pengelolaan Sampah (BPS). Ada RW yang sudah memiliki BPS tapi tidak aktif. Kalau implementasinya tidak didorong disiplin, masalah sampah kita gak akan beres, tambah August.
Baca Juga: Pemprov DKI Tunggu Pusat Soal PTM, PSI: Efek Jarang Ngobrol
Baca Juga: Penuh Kebencian ke Anies, Pengamat: PSI Belum Bisa Terima Kekalahan Ahok
August menyarankan Pemprov aktif melakukan pendampingan terhadap unit-unit RW untuk melakukan fungsi BPS dan mendorong lagi aktivasi Bank Sampah dan BSF Maggot untuk mereduksi sampah terutama sampah rumah tangga.
Menurut data BPS tahun 2020, sekitar 7.800 ton sampah per hari yang diangkut ke Bantargebang, 37% nya sampah rumah tangga. Jakarta punya kemampuan fiskal untuk melakukan aktivasi pengelolaan sampah warga, sekarang yang paling penting adalah keseriusan dan konsistensi dari Pemprov DKI, tutup August.***