MerahPutih.com - Pemerintah DKI Jakarta menggelar Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah (PGJSS) dalam rangka menyambut Jakarta Hajatan 2022.
Menyikapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, August Hamonangan mengatakan, bahwa Pemprov DKI harus menyadari bahwa masih banyak pekerjaan rumah terkait pengelolaan sampah di Jakarta.
Baca Juga:
Menurut dia, PGJSS ini bagus untuk meningkatkan kesadaran untuk mulai konsep pengelolaan sampah dari tingkat masyarakat.
Tapi sekali lagi yang paling penting adalah gerakan dan solusi berkelanjutan, jangan hanya acara seremonial ramai-ramai saja lalu menghilang. Jakarta saat ini masih darurat sampah, kata August.
August menilai, konsep pengelolaan sampah mulai dari masyarakat adalah konsep yang dapat menjadi solusi jangka panjang, namun kenyataannya konsep ini belum optimal pelaksanaannya.
Baca Juga:
Kendaraan Listrik Mulai Menjamur, Forum G20 Didorong Bahas Sampah Baterai
Di lapangan, masih banyak RW yang belum menjalankan fungsi Bidang Pengelolaan Sampah (BPS). Ada RW yang sudah memiliki BPS tapi tidak aktif. Kalau implementasinya tidak didorong disiplin, masalah sampah kita gak akan beres, tambah August.
August menyarankan, Pemprov DKI aktif melakukan pendampingan terhadap unit-unit RW untuk melakukan fungsi BPS dan mendorong lagi aktivasi Bank Sampah dan BSF Maggot untuk mereduksi sampah terutama sampah rumah tangga.
Menurut data BPS tahun 2020, sekitar 7.800 ton sampah per hari yang diangkut ke Bantargebang, 37 persen nya sampah rumah tangga. Jakarta punya kemampuan fiskal untuk melakukan aktivasi pengelolaan sampah warga, sekarang yang paling penting adalah keseriusan dan konsistensi dari Pemprov DKI, tutup August. (Asp)
Baca Juga:
Bakar Sampah di Jalan, Seorang Warga Jakarta Selatan Didenda Rp 500 Ribu