Jakarta, IDN Times - Partai Amanat Nasional (PAN) mulai mengungkapkan ciri-ciri calon presiden (capres) yang bakal diusung pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Sekjen DPP PAN, Eddy Soeparno, mengaku melakukan penjaringan bakal capres yang akan diusung PAN dari akar rumput. Keputusan itu bakal diambil melalui rapat kerja daerah (rakerda) dari setiap kabupaten.
Baca Juga: Daftar Nama yang Masuk Bursa Capres Versi PAN untuk KIB
1. Menjaring akar rumput
Nantinya pengusungan bakal capres dari rakerda akan dibawa ke rapat kerja wilayah (rakerwil) pada Juli 2022. Kemudian, hasilnya akan dibawa ke rapat kerja nasional (rakernas).
“Jadi sistemnya kami balik, saat ini kami menjaring bakal capres melalui akar rumput terlebih dahulu, ujar Eddy saat membuka rakerda PAN di gedung juang 45, Jumat (10/6/2022).
Adapun tujuannya, kata Eddy, PAN ingin mengetahui bagaimana pandangan tentang capres dari akar rumput.
“Jadi sesuai kehendak daerah siapa yang akan diusulkan menjadi capres dalam rakerda, kata Eddy.
2. Sesuai dengan paham PAN
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Eddy memastikan, nantinya bakal capres yang dipilih harus sesuai dengan kriteria dasar PAN yang menganut paham nasionalis-religius.
Kemudian ciri-ciri lainnya yang bersangkutan memiliki integritas tinggi, tidak korupsi, inovatif, dan berjiwa nasionalisme tinggi.
“Kriteria lainnya di antaranya berintegritas dan tidak korupsi, berpihak kepada produk dalam negeri, inovatif kolaboratif dan inklusif, karena kita sudah lelah dengan istilah cebong dan kampret, ucap dia.
Baca Juga: PAN Ungkap Nasib Ganjar soal 'Numpang' Koalisi KIB Jadi Capres 2024
3. Ada nama Ridwan Kamil hingga Khofifah
Sejauh ini, setiap provinsi bisa saja mengusulkan nama yang berbeda. Sebagai contoh Jawa Barat yang mengusulkan nama Ridwan Kamil sangat kuat. Kemudian wilayah Jawa Timur ada Khofifah Indar Parawansa.
Pihaknya juga tidak memungkiri bahwa dalam rakernas nanti akan melibatkan partai politik lain, yang tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Di rakernas nanti juga pasti melibatkan Koalisi Indonesia Bersatu bagaimana sikap PPP, bagaimana sikap Partai Golkar dengan sikap kolektif kolegial musyawarah mufakat, tutur Eddy.