Soroti Tiket Borobudur yang Mahal, Ketua Cagar Budaya: Wisatawan Pasti Milih Tempat Lain

  • 09 Juni 2022 15:07:42
  • Views: 16

IDXChannel - Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional, Junus Satrio Atmodjo ikut menyoroti kenaikan harga masuk Candi Borobudur yang dinilai kemahalan. 

Menurutnya hal ini akan berdampak pada ekonomi masyarakat yang mengandalkan pemasukan dari turis.

“Kalau banyak orang yang menganggap masuk Borobudur mahal, apakah mereka masih berniat mau ke Borobudur? Bertiga saja sudah satu juta lebih, mereka pasti milih ke tempat lain, makan enak dan belanja. Alhasil tidak ada yang datang ke Borobudur, ekonomi melemah untuk mereka yang berusaha hidup lewat tourism, ujar Junus kepada Okezone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (9/6/2022).

Di sisi lain, Junus mengakui kalau pemeliharaan Borobudur itu memang sulit, karena batu-batunya mudah rusak, apalagi perilaku wisatawan lokal hanya senang-senang saja kemudian mereka coret-coret. Namun pemerintah harus memperhatikan dampaknya juga.

“Artinya dengan jumlah wisatawan sedikit, income pengelola itu juga jadi lebih sedikit. Sebagian anggaran itu juga jadi sedikit, pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk maintenance, jelasnya.

“Ada dampak berantainya ketika tidak ada tourism datang. Tempat wisata sepi, jasa yang ditawarkan untuk makan dan minum surut. Orang  jual makanan lebih sedikit. Jadi panjang. Supply makan yang sifatnya elementer jadi nggak tercapai. Apakah sudah ada studi ini? Kalau sudah ada jelaskanlah ke publik, sambung Junus.

Menurut Junus dengan rencana kenaikan harga masuk Borobudur untuk wisatawan lokal ini akan terbentuk stratifikasi sosial, dimana hanya orang kaya yang bisa menikmati Candi Borobudur.

“Dimana sih tempatnya masyarakat jelata Indonesia ketika mereka ingin menikmati karya nenek moyang? Tapi mereka hanya bisa lihat dari luar pagar. Mereka yang punya uang bisa sampai atas, berfoto ria terus turun. Ada perasaan tidak adil. Kenapa masyarakat diperlakukan tidak adil? Bukankah warisan budaya ini adalah milik bangsa?, tuturnya.

Junus mengatakan bila persoalan perilaku masyarakat ini menjadi salah satu isu jumlahnya wisatawan yang datang ke Borobudur harus dikurangi, sebaiknya PT Taman Wisata Candi Borobudur memberi edukasi kepada wisatawan ketika akan naik ke atas candi.

“Ada keluhan memang terkait kelakuan tourism, misalnya musim wisata kaya rombongan SMP atau SMP naik ke atas buang sampah sembarangan. Memang ada yang kaya gitu. Tapi kan itu semua anak bangsa. Bagaimana kita mengenalkan anak bangsa tentang karya nenek moyangnya? Harus diatur dan harus ada regulasi untuk memberi kesempatan kepada semua orang yang datang kesitu. Terutama justru adalah warga negara, paparnya.

Junus menambahkan kalau memang nantinya pemerintah akan menaikan harga masuk Candi Borobudur, sebaiknya dibuat juga alternatif lainnya. Misalnya dibuatkan museum atau galeri yang berisi tentang cerita Borobudur secara lengkap.

Pasalnya, lanjut Junus, wisatawan yang datang ke Borobudur itu ada dua tipe, yang pertama mencari informasi dan kedua mendapat feeling tentang Borobudur.

“Feeling itu sulit diukur, sifatnya pribadi. Ketika mereka sudah dapatkan itu, ya untuk apalagi naik ke Borobudur. Itu yang belum dipikirkan. Ini alternatif, artinya membangun fasilitas tentang Borobudur lengkap dengan semua aspek, pungkas Junus.

(SAN)


https://www.idxchannel.com/economics/soroti-tiket-borobudur-yang-mahal-ketua-cagar-budaya-wisatawan-pasti-milih-tempat-lain

Sumber: https://www.idxchannel.com/economics/soroti-tiket-borobudur-yang-mahal-ketua-cagar-budaya-wisatawan-pasti-milih-tempat-lain
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, MNC, PT Taman Wisata Candi,
fasums Borobudur, museum,
nations Indonesia,