Lebaran Sudah Lewat, Harga Pangan Tetap Melambung

  • 09 Juni 2022 12:52:25
  • Views: 14

JawaPos.com – Siklus tahunan itu kembali terjadi. Selama beberapa hari terakhir, harga sejumlah bahan pangan bergerak naik. Kenaikan kali ini menjadi sorotan banyak pihak. Sebab, Ramadan dan Idul Fitri sudah terlewati, tapi harga sejumlah komoditas masih tertahan di level tinggi.

Masalah produksi dan pasokan yang relatif minim dinilai jadi penyebabnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, beberapa komoditas pangan yang perlu perhatian khusus antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, kedelai, dan tepung terigu.

Spesifik soal cabai yang harganya meningkat nyaris dua kali lipat dari harga normal, Oke menyebutkan, pasokan harian cabai secara nasional sedang di bawah kondisi normal. Hal itu mengakibatkan kenaikan harga yang terasa hingga kepada konsumen.

Oke membeberkan, rata-rata stok indikator komoditas cabai sebanyak 358,89 ton per hari. Pasokan tersebut sekitar 7,02 persen di bawah jumlah pasokan cabai dalam kondisi normal. Kenaikan harga cabai diduga karena curah hujan tinggi dan serangan penyakit anthracnose di sentra produksi Tuban, Blitar, dan Kediri yang menyebabkan panen berkurang signifikan, ujarnya kemarin (8/6).

Kenaikan harga paling tinggi terdapat pada jenis cabai rawit. Secara rata-rata nasional, Kemendag mencatat harga cabai rawit merah mencapai Rp 76.500 per kilogram atau naik 60,7 persen dari bulan lalu. Bahkan, di beberapa pasar tradisional di Jakarta, harganya bisa lebih dari Rp 90.000/kg.

Di Pasar Kebayoran Lama, misalnya, pada Selasa (7/6) malam Jawa Pos mendapati harga cabai rawit sudah mencapai Rp 100 ribu/kg. Cabai rawit seperempat 25 (ribu rupiah, Red), cabai besar seperempat 20 (ribu rupiah), ujar seorang pedagang. Pedagang lainnya mengaku tidak berani menyediakan stok cabai rawit dalam jumlah banyak. Sebab, harga kulakannya saja sudah Rp 95 ribu/kg.

Begitu pula bawang merah yang harganya Rp 60 ribu/kg. Sedangkan daging ayam negeri dipatok Rp 45 ribu/kg. Khusus dada ayam (fillet) dihargai Rp 55 ribu/kg. Harga daging ayam itu tidak berubah sejak kenaikan harga menjelang Ramadan lalu.

Sementara itu, di Pasar Maja, Kabupaten Lebak, Jawa Pos mendapati harga telur ayam negeri di tingkat pedagang besar mencapai Rp 28 ribu/kg kemarin (8/6). Sebelumnya, lebih dari dua pekan belakangan, harga telur ayam di pedagang yang sama dipatok Rp 27 ribu/kg.

Oke menambahkan, komoditas daging ayam sedang terjadi overproduksi livebird. Akibatnya, harga livebird di peternak cenderung fluktuatif. Hal itu diikuti dengan meningkatnya harga pakan. Upaya yang dilakukan ialah mendorong cadangan jagung pakan pemerintah yang diberikan ke peternak dan evaluasi harga dengan memberikan harga acuan. Harga acuan diusulkan pada Februari lalu, yaitu Rp 37.000 per kilogram, bebernya.

Pada bagian lain, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga bahan pokok dua minggu terakhir memang diawali kenaikan harga cabai. Kenaikan harga cabai tersebut kemudian merembet ke komoditas pangan lainnya, salah satunya telur ayam ras, ungkapnya.

Menurut Abdullah, selain akibat distribusi, kenaikan harga juga terjadi karena kenaikan harga pakan ternak untuk ayam petelur. Beberapa hari lalu kenaikan harga pakan sempat menjadi isu meresahkan di kalangan peternak. Kenaikan harga pakan ini terjadi pada Januari, Februari, hingga Maret 2022 sehingga memberikan beban pada produksi ayam petelur, bebernya.

Sejalan dengan itu, kondisi ekonomi global memang masih terus membayangi ekonomi domestik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan, pergerakan inflasi dan pelemahan ekonomi global menjadi fokus berbagai negara hingga 2023.

Ani (sapaan Sri Mulyani) menceritakan, dalam pertemuan dengan Islamic Development Bank (IsDB) baru-baru ini, pembahasan mengenai risiko global akibat inflasi dan pelemahan ekonomi dirasakan betul dan menjadi isu utama. Dia juga memprediksi tema inflasi akan menjadi salah satu bahasan utama dalam KTT G20 nantinya.

Kita membahas munculnya risiko, terutama dari sisi kenaikan inflasi karena kenaikan harga energi dan pangan yang mengakibatkan pengetatan kebijakan moneter, ujar Ani dalam raker dengan Komisi XI DPR kemarin.

Ani menjelaskan, pemerintah dan regulator terus berupaya menekan inflasi agar bisa terkendali. Dia berharap kenaikan harga pangan dan energi bisa tetap terkendali dan membuat inflasi terjaga di kisaran 4 persen. Kita harap tidak di atas 4 persen (inflasinya). Kita akan coba lihat stabilisasi harga-harga dalam enam bulan ke depan, imbuhnya.

Pengetatan kebijakan moneter yang terlalu cepat dan ketat, tutur Ani, tidak berdampak signifikan pada penurunan inflasi. Sebab, inflasi yang melonjak tinggi di berbagai belahan dunia dipicu suplai yang tidak bisa memenuhi peningkatan permintaan. Percepatan pengetatan moneter hanya akan menyasar pada sisi permintaan. Kalau kebijakan makro, yaitu fiskal dan moneter, terlalu cepat atau ketat, yang tujuannya akan lebih cepat memengaruhi sisi demand (permintaan), sebetulnya tidak akan menyelesaikan masalah pada sisi suplainya, tutur dia.

Ani menjelaskan, suplai komoditas unggulan seperti minyak mentah, gas, batu bara, gandum, dan jagung tertahan karena perang Rusia-Ukraina. Ditambah lagi dampak pandemi Covid-19 yang belum rampung. Jadi, inflasi di dunia saat ini dikontribusi dari sisi produksi atau suplai itu lebih dominan, dibanding kontribusinya dari sisi permintaan, tambah dia.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ke depan terdapat beberapa hal yang perlu diwaspadai. Antara lain faktor musiman yang sering kali menyebabkan inflasi naik, yaitu musim libur, kenaikan sekolah, Hari Raya Idul Adha, dan menjelang Natal di akhir tahun.

Meski begitu, pihaknya berkomitmen untuk terus berupaya menjaga inflasi. Meski tidak seluruh harga bisa ditahan agar tidak menimbulkan dampak bagi masyarakat.


https://www.jawapos.com/ekonomi/09/06/2022/lebaran-sudah-lewat-harga-pangan-tetap-melambung/

Sumber: https://www.jawapos.com/ekonomi/09/06/2022/lebaran-sudah-lewat-harga-pangan-tetap-melambung/
Tokoh







Graph