JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) menegaskan fungsi Stasiun Manggarai akan dikembangkan menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia. Hal ini disampaikan mengingat banyaknya pertanyaan publik terkait perubahan rute jalur KRL yang memerlukan transit di stasiun Manggarai.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri menjelaskan dipilihnya Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral lantaran memiliki posisi strategis sehingga perannya vital guna mendukung lalu lalangnya jalur Perkeretaapian di DKI Jakarta.
Kondisi tersebut, menurut Zulfikri, membuat Stasiun Manggarai menjadi stasiun tersibuk yang melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan KRL setiap hari sebelum pandemi.
Saat ini, Stasiun Manggarai sudah mengemban peran menjadi stasiun hub untuk tujuh persimpangan jalur kereta api yang terdiri dari jalur kereta api yang mengarah ke Jatinegara, Jakarta Kota, Tanah Abang, Bogor, depo KRL Bukit Duri, Pusat Gudang Persediaan, serta ke Balai Yasa Manggarai, ujar Zulfikri melalui keterangan tertulis, Kamis (9/6/2022).
Zulfikri juga menjelaskan Per Mei 2022 progress pengerjaan Stasiun Manggarai sudah mencapai 60,125% untuk pembangunan fisik sisi timur, dan ditargetkan akan dioperasikan pada tahun 2023.
Sementara itu Stasiun Gambir masih tetap melayani perjalanan jarak jauh seperti biasa. Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan berbagai pihak mengenai status Stasiun Gambir dan Stasiun Manggarai, ucap Zulfikri menambahkan.
Menimbang tujuan dan situasi tersebut, Zulfikri menyampaikan stasiun Manggarai dikembangkan sebagai stasiun sentral dengan 18 jalur aktif guna menunjang pengoperasian penumpang secara penuh nantinya.
Keseluruhan jalur tersebut akan melayani kereta api (KA) jarak jauh, KRL Jabodetabek, serta KA Bandara sehingga memudahkan masyarakat untuk berganti layanan kereta api dalam satu gedung stasiun, tutur Zulfikri.