[UPDATE] Cakupan Vaksin Lengkap COVID-19 di Afrika di Bawah 50 Persen

  • 08 Juni 2022 12:29:34
  • Views: 11

Jakarta, IDN Times - Di saat negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa, cakupan vaksin COVID-19 sudah tinggi, namun peristiwa serupa tidak terjadi di Benua Afrika. Angka cakupan vaksin lengkap dua dosis secara keseluruhan di Benua Afrika hanya lebih dari 23 persen. Dikutip dari Our World in Data, Nigeria baru saja mencapai 13 persen untuk vaksin lengkap COVID-19. 

Sementara, total jumlah vaksin yang telah diberikan ke masyarakat di seluruh dunia telah mencapai 11,8 miliar. Ada 4,73 miliar orang yang telah menerima vaksin lengkap atau dua dosis di seluruh dunia. 

Rendahnya jumlah orang yang divaksin di Benua Afrika turut menjadi kekhawatiran dan catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pada awal Februari 2022, WHO sudah mewanti-wanti otoritas kesehatan di Afrika agar bergerak cepat dan meningkatkan vaksinasi hingga enam kali lipat. 

Tingkat vaksinasi harus ditingkatkan hingga enam kali lipat, bila benua itu ingin mencapai cakupan vaksin hingga 70 persen, sesuai target pada semester pertama di 2022, kata WHO seperti dikutip dari laman France 24

Untuk meningkatkan pemberian vaksin COVID-19 di Benua Afrika, maka WHO memberikan kesempatan kepada enam negara, untuk membangun jalur produksi vaksin dengan teknologi mRNA. Keenam negara itu yakni Afrika Selatan, Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal dan Tunisia. 

Menurut WHO, rendahnya cakupan vaksinasi di Benua Afrika semata-mata bukan karena ketiadaan dosis. Di sisi lain, warga juga enggan divaksinasi. Mengapa demikian?

1. Misinformasi soal COVID-19 di Benua Afrika tergolong tinggi

[UPDATE]Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap membawa sample tes usap (swab test) COVID-19 milik warga (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Salah satu penyebab banyak warga di Afrika enggan divaksinasi karena tingginya misinformasi soal COVID-19. Namun, di luar dari itu semua, meski tingkat penularan COVID-19 tergolong tinggi, tetapi angka kematiannya jauh lebih rendah. 

Sebagai contoh, Kamerun mencatat sejak awal pandemik pada 2020, angka kematian mencapai 2.000. Angka tersebut belum termasuk mereka yang meninggal dalam komunitas lokal. Angka kematian di Benua Afrika terlihat jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Benua Eropa. 

Meski begitu, tidak semua mereka negara di Afrika mengalami kondisi serupa. Maroko, Aljazair, dan Afrika Selatan, adalah negara-negara yang terkena parah COVID-19, ungkap perwakilan WHO. 

Tetapi, rendahnya tingkat vaksinasi didasarkan pada logika sederhana yakni semakin sedikit risiko yang dialami oleh orang-orang, maka makin tak mendesak bagi mereka untuk divaksinasi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Baca Juga: Amnesty International: Negara Kaya Memborong dan Menumpuk Vaksin COVID

2. Cakupan vaksinasi dua dosis tertinggi berada di Uni Emirat Arab

[UPDATE]Cakupan vaksin COVID-19 di dunia per 6 Juni 2022. (Tangkapan layar Our World in Data)

Sementara, berdasarkan Our World in Data, Uni Emirat Arab (UEA) masih jadi yang tertinggi soal cakupan vaksin dua dosis. Angkanya mencapai 97,11 persen. 

Sedangkan, Singapura, menjadi negara Asia Tenggara satu-satunya yang masuk hitungan lima besar untuk cakupan vaksin yang lengkap dua dosis. Angkanya mencapai 91,5 persen. 

Di sisi lain, Indonesia baru mencapai angka 60,64 persen dari cakupan vaksin lengkap dua dosis. Sementara, konflik yang berkecamuk di Afghanistan menyebabkan pemberian vaksin juga tak maksimal. Di sana, baru 12,7 persen dari populasi warganya yang menerima vaksin dua dosis. 

3. Korea Utara masih jadi negara dengan kasus harian tertinggi di dunia

[UPDATE]Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un (kiri), dan adiknya, Kim Yo-jong (kanan). (Twitter.com/MilitaryMonitor)

Sementara, dilihat dari kasus harian, Korea Utara masih menempati posisi pertama. Mengutip data dari World O Meter, selama 24 jam terakhir ada 54.620 kasus baru COVID-19. 

Di bawah Korut, terdapat Australia yang melaporkan 23.295 kasus baru COVID-19. Setelah itu, terdapat Korea Selatan dengan kasus baru mencapai 13.320. 

Sementara, angka kematian harian tertinggi ditemukan di Australia yakni 50 pasien. Padahal, di awal pandemik, Australia termasuk negara yang paling ketat memberlakukan pembatasan bagi warganya.

Baca Juga: Vaksin Zifivax Halal, Panja Vaksin COVID-19: Kenapa Tak Buat Booster?


https://www.idntimes.com/news/world/santi-dewi/update-cakupan-vaksin-lengkap-covid-di-afrika-di-bawah-50-persen

Sumber: https://www.idntimes.com/news/world/santi-dewi/update-cakupan-vaksin-lengkap-covid-di-afrika-di-bawah-50-persen
Tokoh



Graph