Masa Kampanye Jadi 75 Hari, Mendagri Sebut Kurangi Potensi Konflik

  • 08 Juni 2022 04:46:35
  • Views: 16

JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya memutuskan bahwa durasi masa kampanye pada Pemilu Serentak 2024, hanya 75 hari. Durasi ini lebih pendek dari Pemilu sebelumnya yakni 6 bulan, atau usulan dari pemerintah yakni 90 hari.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyambut baik diperpendeknya masa kampanye tersebut karena dalam ilmu keamanan, semakin pendek durasinya semakin mengurangi potensi konflik di masyarakat.

“Terkait masa kampanye, dari KPU mengajukan awalnya 6 bulan, kemudian kita dari pemerintah 90 hari dengan pertimbangan keterbelahan masyarakat tidak terlalu lama. Memang namanya kampanye ini bagian dari demokrasi dan demokrasi itu masyarakat dibebaskan pada pilihan-pilihan masing-masing, kata Tito kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022.

“Tapi dalam ilmu sekuriti (keamanan) apapun bentuknya ketika terjadi perbedaan itu pasti akan terjadi potensi konflik dan kita sudah merasakan di pemilu-pemilu sebelumnya, kasihan masyarakat kalau terlibat terlalu lama, sambungnya.

Baca juga: Prabowo: Kalau Saya Kampanye, Harus Izin Presiden

Padahal, Tito melanjutkan, kampanye bisa dilakukan melalui mekanisme yang lain. Apalagi, dengan adanya teknologi informasi di mana kampanye bisa dilakukan secara virtual ataupun menggunakan sosial media (sosmed). Dan durasi 75 hari ini merupakan usulan Komisi II DPR yang disetujui oleh KPU dan pemerintah menyambut baik itu.

Baca juga: Masa Kampanye Jadi 75 Hari, DPR: Bukan Hasil Lobi-Lobi KPU!

“Dari sisi pemerintah ya makin pendek makin baik, kita harapkan anggaran bisalebih berkurang dan potensi keterbelahan rakyat tidak terlalu lama, 75 hari, ungkap Tito.

Kemudian, kata Tito, yang juga menjadi sorotan dalam pembahasan Pemilu 2024 ini adalah masalah anggaran, prinsipnya pemerintah akan mendukung namun ada hal-haltertentu yang perlu dirasionalisasikan. Misalnya soal pembangunan infrastruktur kantor KPU bagi yang belum, di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi dan juga konflik bersenjata di Ukraina tentu sulit. Sehingga, pihaknya mendorong daerah membantu menyiapkan sarana prasarana.

Lalu, sambung dia, masalah insentif penyelenggara pemilu ad hoc yang dinaikkan. Pemerintah tidak masalah jika honor petugas ad hoc dinaikkan dari Rp 500 ribu/bulan menjadi Rp 1,5 juta. Tapi, pihaknya mengkritisi usulan tunjangan kinerja dari Rp 50 juta ke Rp 150 juta, sementara di tingkat kabupaten/kota juga meningkatnya hampir 200% atau menjadi Rp 250 juta. Jika dikalikan dengan jumlah kabupaten/kota ditambah dengan provinsi yang jumlahnya 548, maka lonjakannya akan tinggi sekali.

“Yo mbok jangan 100% naiknya, jangan 150% naiknya, kalau naiknya mungkin 50% mungkin masih bisa diterima. Nah ini juga tolong kita hitung betul kemampuan fiskal kita, belum lagi ada program-program strategis yang lain. Saya kira beda kenaikannya 50% dari tunjangan kinerja kita dari para penyelenggara pemilu, tandas Tito.

Baca juga: Tok! Durasi Masa Kampanye Pemilu 2024 Disepakati 75 Hari


https://nasional.okezone.com/read/2022/06/08/337/2607509/masa-kampanye-jadi-75-hari-mendagri-sebut-kurangi-potensi-konflik?page=1

Sumber: https://nasional.okezone.com/read/2022/06/08/337/2607509/masa-kampanye-jadi-75-hari-mendagri-sebut-kurangi-potensi-konflik?page=1
Tokoh





Graph

Extracted

persons Prabowo, Tito Karnavian,
companies ADA,
ministries DPR RI, Kemendagri, Komisi II DPR, KPU,
topics Pemilu 2024,
fasums Kompleks Parlemen Senayan,
nations Ukraina,
places DKI Jakarta,
cities Senayan,
musicclubs IZ*ONE,