KULONPROGO, KRJOGJA.com – Dampak banjir dan longsor di wilayah Kapanewon Kokap, Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo yang terjadi dari 1 April hingga awal Juni 2022 harus segera ada tindak lanjut koordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Terparah adalah wilayah di Pedukuhan Plampang 2 Kalirejo Kokap karena terdapat beberapa titik yang harus segera tertangani.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Joko Satyo Agus Nahrowi ST MT menuturkan bahwa BPBD tidak bisa menangani semua sendirian. Karena sudah dua tahun ini BPBD kesulitan meraih anggaran dari BNPB terkait rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Karena itu perlu kerja sama antar OPD, seperti Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) tentunya untuk penguatan tebing dan pembuatan talut termasuk perlu kajian teknis dari DPU meskipun pelaksanaan pihak ketiga, juga Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) masalah drainase dan gorong-gorong. Terparah di Plampang 2, ada beberapa titik yang berat, perlu penanganan khusus karena jalannya hampir putus, gorong-gorong tersumbat dan rusak, jaringan drainase kita buatkan sementara saluran drainase tanah, sambil menunggu proses di BBWSSO, urai Joko, Selasa (07/06/2022).