IDXChannel - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan kinerja positif selama kurun 2021 hingga kuartal I 2022. Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia itu berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp150,04 miliar pada tiga bulan pertama 2022. 

Manajemen perusahaan pun percaya diri tahun ini akan menorehkan kinerja yang semakin positif dan diproyeksi bisa meraup pendapatan Rp600 miliar di 2022. 

Meningkatnya kinerja layanan bongkar muat kargo kendaraan yang diimbangi dengan upaya value creation perseroan serta kolaborasi dengan sejumlah pihak mampu memberikan peningkatan pendapatan. 

“Jika dilihat dari pencapaian hingga kuartal pertama, maka proyeksinya tahun ini (pendapatan) bisa mencapai Rp600 miliar,’’tegas  Direktur Utama IPCC Rio Theodore Natalianto Lasse saat ditemui tim MNC Media di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Merger Pelindo pun membawa angin segar untuk bisnis IPCC menuju terminal kendaraan kelas dunia. Berdasarkan roadmap IPCC 2020-2024. Tahun 2022 ini, IPCC mengusung tema strategis korporasi Growth Through Integration dengan penekanan pada standarisasi kegiatan operasional di seluruh wilayah/terminal yang dikelola, integrasi Key Account Management dengan mengimplementasikan customer service center yang menjadi garda terdepan pelayanan.

“Kami juga melakukan optimalisasi asset yang dikelola untuk menciptakan berbagai peluang bisnis bagi IPCC, kata Rio. Selain di pelabuhan Tanjung Priok, IPCC juga telah memberikan layanan di pelabuhan Belawan, Panjang Lampung, Gresik, Surabaya, Pontianak, Makassar. Menurut Rio, untuk menuju terminal kendaraan kelas dunia, langkah-langkah strategi yang dilaksanakan IPCC pada tahun 2022 memfokuskan pada empat hal yaitu integrasi, ekspansi, digitalisasi dan koordinasi.

Saat ini hampir 800 ribu mobil dan alat berat ekspor dan impor dilayani IPCC setiap bulan. Beberapa pabrikan yang menggunakan fasilitas IPCC diantaranya Toyota, Honda, Suzuki, Hyundai, Mitsubishi, Isuzu, dan lainnya.

Perusahaan-perusahaan itu telah mempercayakan pengurusan pengiriman kendaraan mereka melalui fasilitas IPCC. “Layanan untuk tujuan domestik antar pulau/kota di Indonesia, maupun untuk tujuan ekspor ke luar negeri,’’sebut Rio. IPCC juga terus meningkatkan layanan fasilitas bongkar-muat kendaraan mobil, suku cadang, dan alat berat seperti truk, traktor dan bus untuk tujuan ekspor maupun impor.

Director The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai, IPCC memiliki ekosistem bisnis kepelabuhanan yang sangat prospektif. Untuk semakin mengakselerasi bisnisnya, dia menilai IPCC perlu mendapatkan dukungan dari regulator mengingat statusnya juga sebagai anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

“Misalnya dalam hal bongkar muat, harus sama dengan regulasi di bongkar muat petikemas,ujarnya di Jakarta Selasa (7/6/2022).

Saat ini, kegiatan bongkar muat dilakukan oleh perusahaan bongkar muat (PBM) yang ditentukan oleh perusahaan pelayaran (shipping lines). “Jadi kegiatan bongkar muat juga harus diserahkan kepada IPCC  sehingga mereka bisa mengklapitalisai usahanya. Pada akhirnya akan memberikan nilai tambah yang lebih besar lagi bagi para pemegang saham,’’papar Siswanto.

Siswanto meyakini, kinerja IPCC akan terus bertumbuh seiring membaiknya perekonomian global dan meningkatnya ekspor kendaraan bermotor ke mancanegara.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meyakini ekspor mobil dari Indonesia akan terus berada dalam tren positif sepanjang tahun 2022. Data Gaikindo menunjukkan, ekspor mobil completely built up (CBU) ke mancanegara mencapai 131.941 unit pada periode Januari-April 2022, atau melampaui realisasi di periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya 102.594 unit.

Gaikindo meyakini ekspor mobil dari Indonesia akan terus tumbuh di sisa tahun ini. Sebab, ekonomi global sudah mulai berada dalam fase pemulihan.  

“Kami harapkan negara-negara penerima mobil dari Indonesia ekonominya terus bertumbuh, ujar Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto. 

(IND)