KBRN, Magetan: Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim) mengimbau peternak mencoba pengobatan mandiri dengan memanfaatkan bahan alami untuk mengobati sapi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan Nur Haryani mengatakan, harapan itu disebabkan minimnya ketersediaan obat-obatan penanganan PMK di Kabupaten Magetan. 

“Sebenarnya virus ini tidak tahan asam. Pengobatannya bisa menggunakan kunir asem dan gula jawa. Bisa juga dengan buah-buahan asam, kata Nur Haryani, Selasa (7/6/2022).

Saat ini, menurutnya, pemerintah daerah masih mengupayakan penambahan anggaran untuk pengadaan sejumlah jenis obat seperti antibiotic, vitamin, anti piretik, analgesik, dan obat semprot desinfektan.

Untuk semprot kaki bisa menggunakan sitrun. Kalau yang dijual bebas obatnya B kompleks sudah cukup. Lalu kita harus meningkatkan daya tahan tubuh sapinya, maka diberi vitamin, lanjutnya.

Selain minimnya obat-obatan, harapan itu juga karena tingginya kasus tidak sebanding dengan personel kesehatan hewan di Dinas Peternakan dan Perikanan.

Nur Haryani mengatakan, jajarannya gencar melakukan edukasi bagi peternak untuk siap melakukan pengobatan secara mandiri terhadap indikasi PMK tersebut.

“Tetap kita gencarkan edukasi, bagaimana peternak siap melaksanakan pengobatan mandiri di saat keterbatasan petugas kita karena harus menjangkau 18 kecamatan. Kasusnya juga bertambah terus jadi kita harapkan partisipasi dari peternak, toh ini bisa disembuhkan. Jangan panik! imbaunya.

Kasus sapi terpapar PMK di Kabupaten Magetan semakin meningkat, dengan data per Selasa (7/6/2022) jumlah sapi dinyatakan positif PMK sebanyak 1.096 ekor.

Meski penyebaran PMK cukup tinggi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan memastikan belum ada ternak mati akibat PMK.