Pekerja Tebang Tebu Mulai Berkurang, Petani Kesulitan Harus Datangkan dari Luar Jabar

  • 07 Juni 2022 16:34:13
  • Views: 8

PIKIRAN RAKYAT - Petani tebu di Majalengka mulai kesulitan pekerja tebang tebu akibat habisnya generasi buruh tebang dan menyiangi, sehingga mereka harus mendatangkan buruh tebang dari luar Jawa Barat, seperti Brenes dan Batang, Jawa tengah.

Kondisi ini menurut keterangan para petani yang disebut mereka pekerja impor, sudah berlangsung kurang lebih sekitar empat tahunan, dengan resiko biaya yang lebih mahal karena harus menyediakan kontrakan rumah dan biaya operasional lainnya.

Dulu pekerja tebang dan menyiangi tebu dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang kesemuanya berasal dari wilayah sekitar perkebunan. Kini jangankan perempuan pekerja laki-laki pun mulai sulit.

Menurut keterangan salah seorang petani tebu asal desa Sukakerta, Uje dia sudah tiga tahunan mengimport buruh tebang tebu dari Brebes dan Batang, karena pekerja lokal terus berkurang.

Baca Juga: Edy Rahmayadi Berandai Jadi Vladimir Putin: Sudah 3 Tahun Lalu Ukraina Saya Serang

Ketika ada buruh lokal, harus berebut dengan petani lain yang lebih dulu melakukan pengikatan kontrak kerja.

“Buruh tebang angkut dari pekerja impor sebesar Rp10.000 per kw, tapi itu termasuk makan, minum es siang hari, kontrakan rumah dan sebagainya. Neto yang diterima buruh sekitar Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kw, ungkap Uje yang katanya sudah mulai memanen tebu sejak 12 Mei lalu.

Namun kini pekerjaan terkendala cuaca yang terus hujan sehingga pekerja sering dipulangkan. Karena jika hujan terus menerus maka kendaraan tidak akan bisa mengakut tebu hasil tebangan.

Makanya jika buruh tetap berada di kontrakan akan rugi karena biaya operasional harus tetap dikeluarkan.

“Sekarang ini sehari paling memperoleh dua rit atau bahkan satu rit untuk satu regu pekerja yang setiap regunya berjumlah 7 orang. Ini terjadi karena terkendala hujan, katanya.

Hal senada disampaikan petani lainnya asal Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Suparman yang menanam seluas 80 hektar tebu .

Dirinya baru mulai memanen tebu pada awal bulan ini, namun kini terkendala hujan yang terus menerus sehingga angkutan tidak bisa masuk ke kawasan perkebunan. Kondisi ini memperlambat proses panen tebu.

“Sekarang saya mengambil buruh tebang dari luar daerah dari Brebes, namun untuk mengangkut kini terkendala hujan, ungkap Suparman.

Menurutnya karena cuaca yang tidak mendukung, dalam sehari terkadang hanya bisa mengangkut satu kali angkutan atau paling banyak dua kali.

Baca Juga: Jajaran PAN Takziah ke Gedung Pakuan, Doakan Upaya Menemukan Eril Anak Ridwan Kamil Dikabulkan

Terlebih jika hujan turun sejak sore hari maka pagi harinya armada tidak bisa masuk ke perkebunan untuk mengakut tebu.

“Tahu sendiri kondisi tanah di kita ini kena hujan pasti lengket, mobil tidak bisa melintas, kata Suparman yang juga memulangkan pekerja tebang karena curah hujan yang tidak menentu, dan baru dipanggil kembali setelah cuaca panas.

Mereka menyebutkan untuk biaya tebang dan ongkos angkut tidak mengalami kendala karena ditanggulangi oleh pihak Pabrik Gula, dan biaya operasional akan dibayar dari produksi gula setelah lelang dilakukan.

Jika cuaca bagus menurut para petani tebu, tebang tebu di luas lahan satu hektar dengan buruh sebanyak 6 hingga 7 orang bisa dilakukan dengan waktu sekitar 5 hari hingga 6 harian.

Jika cuaca terus seperti sekarang menurut Uje dan Suparman target panen selesai di bulan September atau Oktober diperkirakan tidak akan tercapai.

Akibatnya tebu yang tidak bisa dipanen dijadikan bibit atau dipanen tahun berikutnya.

Menyinggung soal rendemen tebu dan harga lelang, mereka belum bisa menyebutkannya, karena baru awal panen. Hanya mereka berharap tahun ini rendemen bisa lebih baik dibanding tahun lalu demikian juga dengan harga lelang.

“Kemarin katanya rendemen mencapai 7,6 persen. Dengan rendemen sebesar itu sudah sangat bagus apalagi jika harga lelang bisa lebih dari Rp10.000 per kg, arena harga jual dipasaran kini sudah lebih dari Rp 16.000 per kg.***


https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-014672626/pekerja-tebang-tebu-mulai-berkurang-petani-kesulitan-harus-datangkan-dari-luar-jabar

Sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-014672626/pekerja-tebang-tebu-mulai-berkurang-petani-kesulitan-harus-datangkan-dari-luar-jabar
Tokoh







Graph

Extracted

persons Edy Rahmayadi, Ridwan Kamil, Vladimir Putin,
companies ADA,
parties PAN,
topics Buruh, kontrak kerja,
nations Ukraina,
places BANTEN, JAWA BARAT, JAWA TENGAH,
cities Batang, Brebes, Serang,