Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Anas S Rasmana mengatakan kebutuhan hewan untuk kurban pada Hari Raya Idul Adha mencapai 17 ribu ekor setiap tahunnya. Namun tahun ini, baru ada sekitar 2.000 ekor.

Dia mengatakan pasokan hewan tersendat karena banyak penyekatan akibat marak penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Dia mengatakan biasanya sebulan jelang Idul Adha sudah ada 4.000 ekor hewan ternak yang disiapkan untuk kurban.

Kebutuhan untuk Idul Adha itu fluktuatif ya jumlahnya, bisa 12-17 ribu ekor. Biasanya, sebulan menjelang Idul Adha itu kita sudah siaga sekitar 4.000-an ekor, tapi sekarang baru 2.000-an, ini kan jauh ya, kata Anas ketika dihubungi Selasa (7/6/2022).

Anas mengatakan pihaknya masih berupaya mencukupi stok hewan kurban dari daerah-daerah peternak yang bebas PMK. Antara lain dari Bali, NTB dan sebagian Jawa Tengah.

Sekarang kita masih cari pasokan dari wilayah nonwabah, seperti Jawa Tengah, dari Bima, dari Bali kan masih aman ya. Nah karena banyak penyekatan-penyekatan ini kan jadi agak tersendat, selain itu hewan-hewan dari daerah tertentu dan masuk daerah wabah PMK kan sudah tidak boleh keluar untuk sementara ini, seperti NTB dan lainnya kan. Jadi solusinya ya kita cari dari daerah non wabah tadi, ujarnya.

Anas menyebut keterbatasan stok hewan untuk Idul Adha karena banyak penyekatan-penyekatan hewan untuk antisipasi menyebarnya PMK. Dia mengatakan sejumlah hewan tidak bisa masuk dalam wilayah tertentu karena mengalami gejala klinis PMK.

Anas mengatakan pasar hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bogor saat ini masih ditutup hingga 17 Juni. Hal ini menyusul adanya tujuh ekor sapi di pasar hewan RPH Kota Bogor mengalami gejala PMK.

Untuk pasar hewan di RPH Kota Bogor sekarang tutup. Tidak ada hewan masuk maupun keluar dari RPH. Kita masih tunggu hasil lab, sampel tujuh sapi sudah diperiksa, hasil ya belum ada, kata Anas.

Kegiatan pemotongan hewan untuk konsumsi harian masih tetap dilaksanakan. Jadi perlu diketahui masyarakat bahwa daging hewan yang punya PMK itu masih tetap aman untuk dikonsumsi. Kondisi ini hanya berkaitan dengan kesehatan hewannya saja, tetapi masih aman untuk konsumsi, sambungnya.

Simak juga video 'Ribuan Sapi Terjangkit PMK, Pemkab Lumajang Kekurangan Petugas Kesehata':

[Gambas:Video 20detik]