PIKIRAN RAKYAT - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia disorot dengan langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut gagal dalam mengatasi permasalahan minyak goreng.

Permasalahan minyak goreng masi menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah.

Pasalnya, pada saat ini, harga minyak goreng masih mahal, tetapi mahar untuk TBS kelapa sawit belum naik meskipun pemerintah telah mencabut larangan ekspor.

Bpk Presiden yth, smp saat ini kbjkn Bpk ttg migor saat blm berhasil. Harga migor tetap tinggi smtr harga TBS petani kembali turun, kata mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.

Baca Juga: KPK Menemukan Bukti Baru dari Empat Lokasi Berbeda Terkait Kasus Dugaan Suap Bupati Bogor Ade Yasin

Ketika harga minyak goreng mahal, Jokowi memutuskan untuk menerbitkan larangan ekspor dengan tujuan menurunkan banderol salah satu kebutuhan pokok tersebut.

Alih-alih berhasil, langkah tersebut tetap mahal dan harga TBS justru menurun drastis.

Penyebabnya : 1) ekspor blm berjalan krn rumit shg tangki penuh-pabrik kurangi atau berhenti beli TBS. 2) pengusaha tdk tertarik produksi migor DMO, ujar Said Didu.

Dinilai Said Didu, pabrik kelapa sawit bisa berhenti berproduksi dan menyebabkan para petani sawit mengalami kerugian.