Kenaikan Tarif Naik Candi Borobudur Terkesan Komersialisasi daripada Konservasi

  • 06 Juni 2022 10:09:16
  • Views: 11

Jakarta: Anggota DPR Deddy Yevri Sitorus mempertanyakan alasan di balik rencana menaikkan harga tiket naik ke Candi Borobudur. Adapun harga tiket menjadi Rp750 ribu untuk turis lokal dan USD100 untuk turis asing.
 
Dia berpendapat menaikkan harga tiket naik ke Candi Borobudur terkesan lebih ke arah komersialisasi dari pada konservasi. Kebijakan demikian tidak berpihak, karena pembeda untuk orang yang boleh berwisata ke situs warisan dunia itu adalah antara yang kaya dengan yang miskin.
 
Orang miskin tidak akan mampu bayar harga tiket setinggi itu, apalagi bila datang dengan keluarga. Harga tiket itu bisa lebih besar dari UMR buruh bila berkunjung dengan keluarga. Lalu apakah orang miskin tidak berhak untuk naik dan menikmati Candi Borobudur? kata Deddy dilansir Antara, Senin, 6 Juni 2022.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca: Besaran Harga Tiket Masuk Borobudur Segera Diputuskan
 
Deddy menilai jika niatnya membatasi jumlah pengunjung yang boleh naik ke Candi Borobudur tetap di angka 1.200 orang, tak harus dengan menaikkan harga tiket. Lebih baik memberlakukan kebijakan menutup lokasi jika sudah memenuhi kuota maksimum.
 
Lakukan saja kebijakan, siapa yang datang lebih dulu, boleh naik hingga jumlah maksimum yang ditetapkan. Atau siapa yang mendaftar lebih dulu melalui aplikasi, boleh naik. Akan lebih baik jika dikombinasikan antara yang datang lebih dulu dengan yang mendaftar lebih dulu melalui aplikasi, agar ada keadilan antara yang punya akses ke aplikasi dengan yang tidak, papar anggota Komisi VI DPR ini.
 
Menurutnya jika memakai prinsip konservasi, seharusnya yang dibatasi jumlah orangnya saja, bukan menaikkan harga tiketnya. Harga yang disebutkan Menko Mariti dan Investasi Luhut B Pandjaitan jauh lebih besar dari situs bersejarah serupa di berbagai negara.
 
Deddy melakukan riset harga tiket masuk ke situs Accropolis bersama lima situs lainnya di Yunani. Harga total tiketnya hanya 30 Euro atau sekitar Rp464 ribu.
 
Kemudian, situs warisan dunia yang ada di Italia. Tiket masuk ke tiga situs utama yaitu Collosseum, Forum, dan Palatio seharga 18 Euro atau sekitar Rp278 ribu.
 
Lalu, Piramida Giza di Mesir dan Taj Mahal di India yang tiket masuknya hanya sebesar USD25 hingga USD30 atau sekitar Rp360 ribu hingga Rp433 ribu. Itu sudah termasuk paket pemandu atau layanan foto.
 
Sementara tiket masuk Rp750 ribu yang disampaikan itu hanya untuk naik ke atas Candi Borobudur. Ini siksaan dan ketidakadilan bagi rakyat kecil dan berpotensi berdampak negatif terhadap jumlah pengunjung ke Borobudur. Dampaknya nanti justru rakyat sekitar kawasan Candi Borobudur akan kehilangan pendapatan yang signifikan, kata dia.
 
Deddy berharap kebijakan tersebut dibatalkan karena terlalu bernuansa komersialisasi dan tidak berkeadilan. Selain itu berpotensi menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
 
Bahkan bila nanti diubah menjadi BLU pun, kebijakan harga itu sangat tidak pantas, ungkap dia.
 

(DEV)


https://www.medcom.id/nasional/politik/GbmaZ5Lb-kenaikan-tarif-naik-candi-borobudur-terkesan-komersialisasi-daripada-konservasi

Sumber: https://www.medcom.id/nasional/politik/GbmaZ5Lb-kenaikan-tarif-naik-candi-borobudur-terkesan-komersialisasi-daripada-konservasi
Tokoh



Graph

Extracted

persons Luhut Binsar Panjaitan,
companies ADA,
ministries DPR RI, Komisi VI DPR,
topics Buruh,
fasums Borobudur,
nations India, Italia, Mesir, Yunani,
places DKI Jakarta,