PIKIRAN RAKYAT -  Demokrasi Indonesia saat ini menghadapi persoalan yang sangat serius, Kontestasi Politik pada Pilpres tahun 2014 melahirkan polarisasi politik yang amat memprihatinkan, dan menimbulkan pertentangan politik di tingkat akar rumput.

Kondisi seperti ini tidak serta merta selesai pascaPilpres. Justru polarisasi semakin meluas akibat perbedaan pilihan politik.

Relawan Kebangsaan Satu Indonesia mengadakan dialog bertajuk Situasi Kebangsaan saat Ini, Demokrasi & Polarisasi Politik Nasional di Hotel Hemangini, Jl, Setiabudi, 66, Kota Bandung, Sabtu, 4 Juni 2022.

Kegiatan acara dialog ini dalam rangka memperkuat Silaturahmi sesama pihak pihak yang concern terhadap kondisi kebangsaan Indonesia saat ini dan ke depan, untuk menggali gagasan gagasan cerdas yang bisa memperbaiki fenomena polarisasi ini agar kejadian kontestasi 2014 dan 2019 dapat dikurangi.

Paparan diskusi dan dialog ini menghadirkan pembicara seperti Sarwono Kusumaatmadja (Menteri Eksplorasi Kelautan Indonesia ke-1 (1999-2001), Erry Riyana Hardjapamekas (Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2003—2007), Nyoman Nuarta (Seniman Pematung).

Baca Juga: Ardi Bakrie Akui Sempat Merasa Lemah Saat Tersandung Kasus Narkoba: Gak Setiap Laki-laki Kuat

Dialog ini dimoderatori oleh Ketua Harian KPED Jabar, Ipong Witono dan pengantar dialog dari budayawan Sunda Aat Soeratin.

Panitia dialog Relawan Kebangsaan Satu Indonesia, Ade Rachman mengatakan pihaknya bersyukur adanya silaturahmi melalui acara ini setelah sebelumnya sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

Mudah-mudahan lewat acara ini, semua amanat atau pesan-pesan kebangsaan yang memang diinisiasi oleh kita semua untuk tetap menjaga NKRI agar tidak terkontaminasi, kata Ade Rachman.

Selaku eks Komisioner KPK, Erry Riyana Hardjapamekas mengatakan lembaga-lembaga korupsi penting bagi Indonesia. Erry menyebutkan negara-negara Skandinavia seperti Norwegia, Finlandia hingga Denmark indeks persepsi korupsinya paling bagus.