Survei IPO: Elektabilitas PAN Naik, Demokrat Masuk 3 Besar

  • 04 Juni 2022 12:04:15
  • Views: 15

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) melaporkan hasil survei tentang calon presiden dan partai peserta Pemilu 2024. Salah satu hasilnya yaitu elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) yang diklaim naik usai dibentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Peningkatan ini bisa saja imbas dari inisiasi Zulkifli Hasan membangun Koalisi Indonesia Bersatu, karena
momentumnya berdekatan kata Direktur eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 Juni 2022.

Menurut Dedi, Golkar memang jadi anggota koalisi paling tinggi elektabilitasnya. Akan tetapi, PAN-lah yang paling mendapat imbas positif dari koalisi ini. PAN sempat terperosok karena wacana penundaan pemilu, tetapi kini kembali menguat, kata dia.

Koalisi ini dibentuk usai pertemuan tiga pimpinan partai di Jakarta pada 12 Mei 2022. Ketiganya yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengklaim tak ada inisiator tunggal di balik pembentukan koalisi ini. Ini kesepakatan ketiga ketum, kata dia pada 14 Mei.

Survei IPO mencatat elektabilitas PAN naik ke posisi 4,3 persen. Sebaliknya, elektabilitas PPP yang juga berada di koalisi hanya 2,4 persen.

Bahkan, elektabilitas PPP di bawah partai yang tak punya kursi di DPR yaitu Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dengan elektabilitas 3,6 persen. Lalu, elektabilitas Golkar di angka 9,7 persen. Posisi Golkar tak banyak berubah dari Maret lalu, kata Dedi.

Sementara itu, posisi tiga besar elektabilitas tertinggi diisi oleh PDIP 24,8 persen, Gerindra 11,6 persen, dan Demokrat 10,8 persen. Berikutnya di bawah Golkar ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 9,2 persen, NasDem 5,9 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,4 persen.

Akan tetapi dengan persepsi yang membaik bagi PAN ini, Dedi menyarankan Zulkifli untuk percaya diri mengajukan tokoh utama dalam koalisi menjadi calon presiden. Dedi juga menyarankan Zulkifli tetap sebagai pemengaruh kebijakan saja, bukan sebagai kontestan Pemilu Presiden 2024. Tetapi catatannya, Zulhas tidak duduk sebagai capres, cukup berada di belakang layar, itu akan jauh lebih baik, kata dia.

Sebaliknya, Airlangga pun juga dinilai belum memiliki elektabilitas tertinggi meski digadang Golkar maju sebagai calon presiden. Situasi ini, kata dia, tentu akan menyulitkan kerja mesin politik untuk mempromosikan lebih jauh. Sementara ini, koalisi ini perlu menimbang kehadiran tokoh lain yang lebih potensial, meskipun bukan dari kader ketiganya kata Dedi.

Survei dilakukan secara hybrid secara tatap muka 480 responden dan sambungan telepon 720 responden. Sehingga totalnya mencapai 1.200 responden. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat.


https://nasional.tempo.co/read/1598259/survei-ipo-elektabilitas-pan-naik-demokrat-masuk-3-besar

Sumber: https://nasional.tempo.co/read/1598259/survei-ipo-elektabilitas-pan-naik-demokrat-masuk-3-besar
Tokoh

















Graph