Polisi: Penembak di Tulsa Sasar Dokter Bedah yang Tidak Bisa Sembuhkan Sakit Punggungnya

  • 03 Juni 2022 16:06:03
  • Views: 6

Indonesiainside.id, Jakarta – Pelaku penembakan Rumah Sakit Saint Francis Health System, Tusla, Oklahoma, Amerika, melakukan aksi penembakan karena kecewa kepada ahli bedahnya yang belum lama ini menangani operasi punggungnya. Akibat tindakan medis itu pelaku merasa rasa sakitnya malah menjadi-jadi.

Dia kemudian membeli senapan serbu beberapa jam sebelum melepaskan tembakan di kantor medis sebuah rumah sakit di Tulsa. Pakar bedah yang menjadi sasarannya dan tiga orang lainnya tewas, sebelum ia kemudian menembak dirinya sendiri.

Kepala Polisi Tulsa Wendell Franklin mengatakan laki-laki bersenjata itu baru-baru ini menjalani operasi punggung dan telah berulang kali menelpon klinik itu untuk mengeluhkan rasa sakitnya.

Franklin mengatakan dokter yang melakukan operasi, Dr. Preston Phillips, bersama dengan seorang dokter lainnya, seorang resepsionis dan pasien tewas ditembak.

“Kami juga memiliki surat tentang tersangka, yang menjelaskan bahwa ia datang untuk membunuh Dr. Phillips dan siapa pun yang menghalangi jalannya, ujar Franklin. “Ia menyalahkan Dr. Phillips atas rasa sakit berkelanjutan yang dideritanya setelah operasi.

Dr. Cliff Robertson, Presiden dan CEO Saint Francis Health System, menyebut Phillips sebagai “laki-laki yang sempurna, dan “sosok yang harus kita tiru. Ia mengatakan tiga karyawan yang terbunuh adalah “tiga orang terbaik di seluruh dunia dan bahwa mereka “tidak pantas mati dengan cara seperti ini.

Pihak berwenang mengatakan dalam insiden penembakan di klinilk medis yang terletak di kampus rumah sakit itu, penembak membawa sebuah pistol dan sebuah senapan. Ini merupakan insiden penembakan terbaru dalam serangkaian penembakan massal di seluruh Amerika dalam beberapa minggu terakhir ini.

Penembakan di Saint Francis Health System ini terjadi pada minggu yang sama ketika keluarga korban penembakan SD Robb di kota Uvalde, Texas, mulai memakamkan 19 siswa dan dua guru yang tewas ditembak. Ini merupakan penembakan terburuk dalam 10 tahun terakhir, lansir laman VOA Indonesia.

Penembakan di Tulsa ini juga terjadi kurang dari dua minggu setelah penembakan bermotif rasial di sebuah supermarket di Buffalo, Texas, yang menewaskan 10 orang dan melukai tiga lainnya. Seorang penembak berkulit putih dituduh membunuh 10 warga kulit hitam dalam serangan rasis ini.

Sepanjang libur Hari Pahlawan lalu juga terjadi sejumlah penembakan massal, termasuk insiden di sebuah festival di Taft, Oklahoma, 45 mil dari Tulsa.

Menurut catatan pembunuhan massal yang dikumpulkan The Associated Press/USA TODAY/Northeastern University, sejak Januari lalu ada 12 kasus penembakan massal dengan empat atau lebih korban. Insiden-insiden tersebut menewaskan 76 orang, termasuk 31 orang dewasa dan anak-anak di Buffalo dan Texas. Angka kematian ini tidak mencakup para tersangka dalam penembakan itu. (Nto)

 

 


https://indonesiainside.id/headline/2022/06/03/polisi-penembak-di-tulsa-sasar-dokter-bedah-yang-tidak-bisa-sembuhkan-sakit-punggungnya

Sumber: https://indonesiainside.id/headline/2022/06/03/polisi-penembak-di-tulsa-sasar-dokter-bedah-yang-tidak-bisa-sembuhkan-sakit-punggungnya
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, Associated Press,
ministries Polisi,
nations Amerika Serikat, Indonesia,
places DKI Jakarta,
cases Insiden penembakan, pembunuhan, penembakan,