Sejarah Perjalanan JCH Indonesia ke Tanah Suci dari Masa ke Masa

  • 02 Juni 2022 17:15:14
  • Views: 14

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Masa kini, pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam ke 5 sangat mudah. JCH Indonesia akan dilayani atau dikoordinasi oleh pemerintah melalui Kementerian Agama RI. 

Melalui surat keputusan Presiden Nomer 3 Tahun 1960. Pelaksanaan ibadah haji berada di bawah kementerian Agama. Pemerintah mengatur biaya haji, kuota, dan fasilitas jemaah selama beribadah. 

Indonesia yang memiliki warga mayoritas muslim sudah melaksanakan ibadah haji jauh sebelum kemerdekaan. 

Bahkan sebelum Kolonial belanda menjajah Indonesia, para pemuka agama Islam sudah mengajak warga Indonesia yang mampu untuk berhaji. 

Zaman itu berhaji benar-benar membutuhkan niat dan tekad yang kuat. Sebab perjalanan haji menggunakan kapal bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Karena itu jika orang pribumi berhaji, mereka memilih tak segera pulang ke Nusantara. Kebanyakan dari mereka yang berhaji memilih menetap di Mekkah atau Madinah untuk menimba ilmu. Ada pula mereka yang berdagang di Mekkah. Mereka baru pulang ke Nusantara setelah bertahun-tahun. Tak heran, mereka yang pulang berhaji pada masa itu lalu menjadi ulama di negeri sendiri. 

Haji-Umrah-2.jpg

Lalu pada zaman kolonial, meski diizinkan pergi ke Mekkah, namun izin berhaji agak sulit. Ongkos berhajipun sangat mahal. Saat itu Hindia Belanda membandrol ongkos haji dengan harga 500-1000 gulden, atau setara 100 kg cengkeh. Jika dihitung dengan kurs rupiah saat ini, mencapai Rp 360 juta.  

Meski berbiaya selangit, namun setiap tahun jumlah jemaah calon haji terus meningkat. Hingga pada 1873, Belanda mendirikan kongsi tiga jasa pelayaran haji, yaitu Mij Nederland, Rotterdamsche Llyod dan Blue Funnel Line (Mij Ocean). 

Perjalanan ke Mekkah melalui beberapa pelabuhan embarkasi yang telah ditentukan oleh Belanda. Yaitu Makassar, Surabaya, Tanjung Priok, Palembang, Padang, Medan, Belawan Deli dan Sabang. 

Haji-Umrah-3.jpg

Sebelum keberangkatan, jemaah akan dikarantina di Pulau Onrust. Selanjutnya menjalani karantina ke dua di Pulau Kamaran, Yaman untuk pemeriksaan kesehatan. Lalu perjalanan akan berakhir di Pelabuhan Jeddah. Seluruh proses ini memakan waktu 1 bulan dengan menggunakan kapal uap. 

Seiring dengan perkembangan teknologi, tahun 1979 penggunaan kapal sebagai angkutan berhaji berakhir. Selanjutnya JCH Indonesia diangkut ke Mekkah menggunakan pesawat. (*)

**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.


https://www.timesindonesia.co.id/read/news/412048/sejarah-perjalanan-jch-indonesia-ke-tanah-suci-dari-masa-ke-masa

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/412048/sejarah-perjalanan-jch-indonesia-ke-tanah-suci-dari-masa-ke-masa
Tokoh



Graph