Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sedang terjadi di banyak startup belakangan ini. Co-founder & Managing Partner at Northstar Advisors, Patrick Walujo buka suara soal hal ini.

Patrick mengatakan saat ini startup harus bisa bertahan. Hal tersebut terjadi karena pendanaan untuk startup sedang dalam masa sulit.

Sekarang startup harus survive (bertahan hidup) karena pendanaan sedang sulit, kata Patrick dalam sebuah acara di Universitas Parahyangan, dikutip Kamis (2/6/2022).

Untuk dapat bertahan, Patrick mengatakan harus melakukan penghematan uang yang dimiliki perusahaan. Fokus utamanya adalah bisa bertahan lebih dulu, ungkapnya.

Untuk bisa survive, jika uang mereka tidak cukup mereka harus melakukan penghematan. Ini mungkin langkah yang harus lakukan. Sekarang, mereka harus survive dulu, jelas Patrick.

Sejumlah startup di Indonesia dan beberapa negara lain melakukan PHK pada karyawannya. Di dalam negeri ada Zenius, Link Aja, dan JD.id.

Sementara itu startup berskala global juga terjadi PHK. Misalnya Robinhood memangkas 300 karyawan, Netflix memberhentikan 150 pegawainya, dan Cameo sebanyak 87 orang.

Managing Plug and Play Indonesia, Wesley Jarjono mengatakan secara global sedang terjadi penyesuaian kembali atau re-adjustment dari sisi valuasi market pada perusahaan teknologi pada era post-pandemi. Ini membuat banyak investor pada akhirnya menarik investasi mereka.

Sehingga startup yang sebagian besar masih bertumpu dari dana hasil fundraising harus melakukan efisiensi yang akhirnya dapat mengakibatkan layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK), ungkapnya kepada CNBC Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Enggak Cuma RI, 'Tsunami' PHK Juga Hantam Startup di India

(npb/roy)