PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah organisasi di dunia telah mengeluarkan prediksi soal kemungkinan terjadinya krisis pangan secara global.

Salah satu indikasi akan terjadinya krisis pangan adalah ditandai melonjaknya harga komoditas dan bahan pangan.

Guna menghadapi kemungkinan terjadinya krisis pangan secara global, Indonesia mulai melakukan antisipasi.

Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh Indonesia adalah dengan melakukan diversifikasi atau penganekaragaman tanaman pangan.

Baca Juga: Geger Bayi Dibuang Pakai Kantong Plastik di Jakarta Timur, Polisi Tangkap Pelakunya

Menindaklanjuti prediksi Badan Pangan Dunia (FAO) dan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa dunia sekarang ini dan akan datang mengalami krisi pangan, kata Presiden Joko Widodo ketika memberikan keterangan pers saat meninjau panen tanaman sorgum di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis, 2 Juni 2022.

Mengenai diversifikasi tanaman, hal ini sebagai upaya agar masyarakat tidak bergantung pada satu jenis tanaman pangan saja.

Diversifikasi tanaman pangan di antaranya, jagung, padi, sagu, gandum, dan sorgum yang kini tengah gencar dikembangkan di berbagai daerah sebagai alternatif tanaman pangan. 

Baca Juga: Putus Cinta, Pemuda di Brasil Menato Paksa Wajah Mantan Pacarnya

Kita ingin banyak alternatif atau pilihan yang bisa kita kerjakan di negara kita. Diversifikasi pangan, tidak hanya tergantung pada beras, kata Presiden dilaporkan laman infopublik.id.