Top 5 News Bisnisindonesia.id: Dari Minat Investor Garap IKN hingga Pasar Hunian Seken Setelah Obral Murah

  • 02 Juni 2022 07:45:05
  • Views: 13

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali menunjukkan optimisme atas kelanjutan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara selepas gelaran World Economic Forum (WEF) 2022 di Swiss, pekan lalu yang dimanfaatkan Indonesia untuk menjaring investor baru. Meski belum konkret tetapi pemerintah menyatakan telah mengidentifikasi sejumlah minat investor global masuk ke IKN. Jika dicermati, kabar ini setidaknya untuk menepis anggapan yang beredar belakangan ini jika IKN sepi peminat investor asing, terlebih mundurnya Softbank.

Berita tentang upaya Pemerintah menarik investor asing dalam proyek IKN menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Kamis (2/6/2022):

1. Identifikasi Minat Investor Global Garap IKN Nusantara

Ajang WEF digunakan pemerintah untuk promosi IKN Nusantara yang dijanjikan memiliki kualitas terbaik tak kalah dengan negara lain sekaligus mengajak investor global untuk berpartisipasi dalam pembangunannya.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku pihaknya telah mengidentifikasi beberapa minat investor untuk pembangunan IKN Nusantara di ajang WEF 2022.

Pembangunan IKN Nusantara banyak mendapat apresiasi karena mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan yang saat ini jadi salah satu tren global. Lalu bagaimana upaya pemerintah untuk menarik minat investor asing dalam turut serta membangun proyek IKN? Dan seperti apa minat para investor asing? 

2. Demi Industri Nasional, Larangan Ekspor EBT Segera Terbit

Pemerintah sudah memutuskan untuk tidak mengekspor produksi energi baru dan terbarukan (EBT) guna memastikan ketersediaannya di dalam negeri untuk menopang pertumbuhan industri nasional.

Untuk memperkuat landasan dari kebijakan tersebut, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan segera merumuskan aturan soal larangan ekspor listrik EBT tersebut sebagai panduan bagi kalangan investor.

Ketika sudah memutuskan kebijakan baru maka bisnis yang sudah terlanjur terbit akan dievaluasi. Namun dipastikan sejauh ini belum ada izin ekspor listrik EBT yang dikeluarkan pemerintah. Lalu bagaimana peluang energi terbarukan di Indonesia?

3. Menguak Rahasia Kinerja Moncer Industri Alat Berat

Industri alat berat ketiban berkah seiring dengan tingginya permintaan alat berat dari sektor tambang. Perubahan rantai pasok perdagangan komoditas tambang ikut memberi dampak positif bagi industri tersebut di dalam negeri. 

Permintaan alat berat mengalami lonjakan sejak tahun lalu hingga saat ini. Tingginya demand ini ditopang oleh perusahaan pertambangan batu bara. Hal ini imbas dari upaya industri batu bara meningkatkan produksinya seiring dengan makin memanasnya kebutuhan global.

Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) memperkirakan sekitar 2.100 unit alat berat yang akan diproduksi sepanjang kuartal II/2022. Jumlah ini hampir sama dengan kuartal sebelumnya, yakni 2.113 unit. Namun, sejauh mana produsen mampu memenuhi permintaan tersebut?

4. Adu Gesit Leasing Pilihan Lo Kheng Hong & Afiliasi Bank Mandiri

Sejumlah multifinance atau leasing mengincar pembiayaan cukup agresif sepanjang tahun ini. Sejumlah strategi telah disiapkan untuk mencapai target tersebut.

Misalnya saja, emiten multifinance atau leasing, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) mengincar pembiayaan mencapai Rp6 triliun sepanjang tahun ini. 

Salah satu langkah itu adalah mempertahankan bunga pembiayaan agar tetap kompetitif dan juga menjajal beragam strategi promosi baru, terutama untuk segmen mobil bekas yang masih jadi andalan CFIN, salah satu emiten pilihan investor saham kawakan Lo Kheng Hong.

5. Secercah Asa Bangkitnya Pasar Hunian Seken Setelah Obral Murah

Pamor properti hunian secondary tak redup meski banyak gempuran produk hunian baru yang diluncurkan oleh pengembang. Selama pandemi, seringkali terdengar kabar banyaknya produk hunian terutama rumah tapak diobral murah. Memang dijualnya rumah dengan harga murah ini karena kebutuhan pemilik rumah akan dana yang cepat atau dengan istilah lain butuh duit. Banyaknya pemilik rumah di kawasan elite yang menjual propertinya membuat harga rumah seken di wilayah tersebut terus merosot.

Turunnya harga properti secondary ini juga terjadi pada pasar apartemen dimana banyak pemilik apartemen yang menjual unitnya dikarenakan sedikit sekali penyewa. Sebelum pandemi, para penyewa apartemen ini berasal dari ekspatriat, pelajar dan pekerja. Saat pandemi melanda, para ekspatriat ini kembali ke negaranya, sedangkan para pekerja dan pelajar pun melakukan work from home (WFH) dari tempat asalnya masing-masing. Alhasil, penyewa apartemen sedikit sehingga para pemilik pun memilih untuk menjual apartemennya yang juga dikarenakan biaya maintenance dan service charge cukup besar. 

Namun sayangnya, minat pembelian apartemen tidak begitu besar bila dibandingkan rumah tapak. Apabila dibandingkan dengan rumah tapak dan apartemen memang masyarakat lebih memilih untuk membeli rumah tapak. Hal inilah yang juga menyebabkan harga apartemen seken cenderung merosot sepanjang pandemi. Lalu bagaimana prospek hunian secondary di sepanjang tahun ini?

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Konten Premium Masuk / Daftar

https://ekonomi.bisnis.com/read/20220602/9/1538998/top-5-news-bisnisindonesiaid-dari-minat-investor-garap-ikn-hingga-pasar-hunian-seken-setelah-obral-murah

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20220602/9/1538998/top-5-news-bisnisindonesiaid-dari-minat-investor-garap-ikn-hingga-pasar-hunian-seken-setelah-obral-murah
Tokoh





Graph