Deretan Tempat Pengasingan Bung Karno, Tak Hanya di Ende

  • 01 Juni 2022 09:46:59
  • Views: 10

JAKARTA - Presiden pertama RI Soekarno merupakan pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dalam perjuangannnya, Bung Karno kerap diasingkan karena dianggap berbahaya dalam gagasannya, terutama bagi kolonial pemerintahan Hindia Belanda.

Setidaknya ada sejumlah tempat yang menjadi pengasingan bagi Bung Karno. Dirangkum dari berbagai sumber, Bung Karno pernah diasingkan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bung Karno menjadi tahanan politik Belanda di kota tersebut selama 4 tahun pada 1934. Rumah pengasingan Bung Karno terletak di pesisir selatan, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Selama pengasingan, Bung Karno dijaga ketat oleh Belanda. Namun, tak mengurungkan semangat perjuangannya. Di tempat tersebut menjadi saksi pemikiran Bung Karno membuat sila-sila bangsa Indonesia.

Bahkan, patung Bung Karno yang merenung di bawah pohon sukun menjadi potret sejarah sang proklamator, kini dikenal sebagai Taman Perenungan Bung Karno.

Bung Karno juga pernah diasingkan di Penjara Banceuy, Bandung, Jawa Barat. Dia selama 8 bulan ditempatkan di sel selebar 1,5 meter yang kumuh dan gelap.

Dilarang menerima surat dan tamu. Bung Karno dibui setelah sebelumnya ditangkap bersama 3 rekannya dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yakni Maskoen, Soepriadinata dan Gatot Mangkoepradja di Yogyakarta.

Lapas Sukamiskin juga menjadi salah satu tempat pengasingan Bung Karno pada 1930. Bung Karno dimasukkan ke Lapas yang terletak di Jalan A.H Nasution Nomor 114, Bandung, Jawa barat itu karena berkonflik dengan putusan Belanda. 

Selama menjalani hari-harinya, Bung Karno menulis buku 'Indonesia Menggugat'. Di kamar yang berada di blok timur nomor TA1 itu ada sebuah tulisan berwarna putih 'bekas kamar Bung Karno'.

Bung Karno pun pernah diasingkan ke Pulau Bangka, Kota Muntok pada 1949. Bung Karno menjalani masa sunyi sebagai tahanan politik.

Belanda mengganggap Bung Karno sebagai tokoh yang menghalanginya dalam menguasai Indonesia. Namun, Belanda sangat hati-hati dalam menjaga Bung Karno lantaran dalam pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada 1948, Bung Karno diasingkan Belanda selama 12 hari di Desa Lau Gumba, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumetare Utara. Bung Karno diasingkan bersama Haji Agus Salim dan Sutan Sjahrir di rumah bekas perwira Belanda.

Bung Karno diasingkan karena hubungan kedekatannya dengan masyarakat Berastagi. Bung Karno juga mengajarkan rasa solidaritas dalam kehidupan bermasyarat.

Hal tersebut membuat Belanda resah hingga memindahkan Bung Karno dan ketiga rekannya ke Parapat. Bung Karno pun mendapat julukan sebagai Bapak Lambang Kemakmuran Rakyat di tanah Karo.

Bung Karno bersama pejuang nasional lainnya dibawa ke Parapat pada 1949. Di sana Bung Karno diletakkan di rumah bergaya arsitektur Eropa.

Rumah tersebut memiliki terowongan bawa tanah sejauh 3 kilometer yang pernah digunakan Belanda dalam berperang.

Pada 1938-1942, Bung Karno juga pernah diasingkan di Bengkulu. Rumah pengasingannya berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu.


https://nasional.okezone.com/read/2022/06/01/337/2603590/deretan-tempat-pengasingan-bung-karno-tak-hanya-di-ende?page=1

Sumber: https://nasional.okezone.com/read/2022/06/01/337/2603590/deretan-tempat-pengasingan-bung-karno-tak-hanya-di-ende?page=1
Tokoh







Graph