Bertemu Mendag Singapura, Bahlil Lahadalia Ungkap Alasan RI Hentikan Ekspor Listrik

  • 01 Juni 2022 05:06:47
  • Views: 12

IDXChannel - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menerima kunjungan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong. Dari pertemuan singkat itu, Bahlil menjelaskan bahwa saat ini pemerintah melakukan pelarangan ekspor listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) guna mengutamakan kebutuhan dalam negeri.

“Terkait pelarangan ekspor listrik, memang sekarang kita lagi fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dan Bapak Presiden sedang mendorong untuk meningkatkan penggunaan EBT. Namun saya kira bisa dibicarakan, selagi kita mendapatkan win-win solution, ujar Bahlil, Selasa (31/5/2022).

Bahlil juga menyampaikan pemerintah tengah fokus pada hilirisasi industri dan memberikan nilai tambah bagi industri manufaktur, terutama untuk komoditas mineral. Menurutnya, Indonesia telah berhasil menghentikan ekspor ore nikel yang telah di inisiasi sejak 2020 lalu, disusul tahun ini untuk menghentikan ekspor bauksit dan timah pada 2023 mendatang.

“Ini peluang bagi kita bersama dalam rangka hilirisasi. Belajar dari nikel, kita terlambat memulai sehingga dikalahkan oleh China. Tapi untuk bauksit dan timah, saya belum buka ke negara manapun. Kalau ini cocok, kita akan menjadi pemain dunia khususnya untuk timah, ungkap Bahlil.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menjelaskan tentang perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang saat ini masih dalam proses. Dalam melakukan pembangunan IKN ini, pemerintah Indonesia menggunakan konsep smart city yang ramah lingkungan. Bahlil menjelaskan bahwa Kementerian Investasi/BKPM berperan sebagai gerbang utama dalam menarik masuknya investasi ke Indonesia untuk menjadi bagian dari proyek pengembangan IKN tersebut.

Senada, Gan Kim Yong menyampaikan apresiasinya atas komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan hilirisasi industri. Yong mengungkapkan Singapura tertarik menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di sektor Kesehatan, ekonomi digital, dan ekonomi hijau dalam rangka mewujudkan industri yang berkelanjutan. 

Menurut Yong, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik paska pandemi Covid-19 saat ini, meskipun saat ini terjadi ketidakpastian global atas adanya konflik Rusia-Ukraina.

“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Indonesia. Saya yakin ekonomi Indonesia dapat pulih ke depannya. Terkait impor listrik, saya tahu Bapak Menteri memiliki resistensi terhadap impor listrik, namun kita bisa mencari win-win solution terhadap hal ini. Saya harap Indonesia dan Singapura dapat bekerja sama ke depannya khususnya terkait dengan ekonomi maupun bidang lainnya, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura tersebut.

Dalam waktu dekat, Gan Kim Yong akan mengundang Menteri Investasi atau Kepala BKPM dan Kepala Otorita IKN untuk berdiskusi lebih lanjut terkait pengembangan IKN dan energi hijau, dan berharap Singapura dapat menjadi bagian dari percepatan energi terbarukan di Indonesia.

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal Singapura sejak tahun 2017 hingga Maret 2022 mencapai USD45,1 miliar dan menempati peringkat pertama realisasi investasi PMA di Indonesia. Sedangkan khusus untuk periode Januari-Maret 2022, realisasi investasi asal Singapura di Indonesia mencapai USD3,6 miliar.

Realisasi investasi asal Singapura di Indonesia untuk periode 2017-2021 didominasi pada sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran disusul sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi. 

(NDA) 


https://www.idxchannel.com/economics/bertemu-mendag-singapura-bahlil-lahadalia-ungkap-alasan-ri-hentikan-ekspor-listrik

Sumber: https://www.idxchannel.com/economics/bertemu-mendag-singapura-bahlil-lahadalia-ungkap-alasan-ri-hentikan-ekspor-listrik
Tokoh



Graph

Extracted

persons Bahlil Lahadalia,
ministries BKPM, Kemendag, Kementerian Investasi,
topics ekspor, Listrik,
products timah,
nations Indonesia, Republik Rakyat Cina, Rusia, Singapura, Ukraina,
places KALIMANTAN TIMUR,
cases covid-19,