Sumenep (beritajatim.com) – Sebanyak dua CPNS di Sumenep dengan formasi dokter umum dan dokter gigi menyatakan mengundurkan diri setelah mengetahui dirinya ditempatkan tidak sesuai dengan keinginannya.

google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Sekretaris Daerah Sumenep, Edy Rasiyadi menjelaskan, pengunduran diri dua peserta seleksi CPNS yang dinyatakan lulus tersebut merupakan kehendak pribadi dan tanpa paksaan pihak manapun pun. “Mereka mengajukan pengunduran diri dari proses pemberkasan persyaratan usul nomer induk pegawai, katanya, Selasa (31/05/2022).

Dua CPNS tersebut masing-masing bernama Nur Azikin Rozali, dokter umum yang ditempatkan di Puskesmas Batuan, dan Afifah Ulfa Anindiya, dokter gigi yang ditempatkan di Puskesmas Arjasa, Pulau Kangean.

“Yang Afifah ini, awalnya mendaftar dengan formasi dokter gigi di Puskesmas Saronggi. Ternyata hanya 1 dokter gigi yang dibutuhkan di Puskesmas itu. Berdasarkan hasil seleksi, nilai Afifah berada di peringkat 2. Secara sistem, karena nilai yang bersangkutan memenuhi passing grade, maka ditempatkan di Puskesmas Arjasa, papar Edy.

Ia mengungkapkan, karena ditempatkan tidak sesuai dengan keinginan awal, maka Afifah memilih mundur. “Kalau Nur Azikin Rozali merupakan dokter umum, asli dari Pulau Kangean. Ternyata berdasarkan hasil seleksi, ditempatkan di Puskesmas Batuan. Karena itu, ia mengajukan mundur dari CPNS, ujarnya.

Pasca pengunduran diri 2 CPNS tersebut, Edy mengaku pihaknya mengusulkan pengganti untuk formasi dokter gigi. Usulan tersebut masih diajukan ke BKN. “Kalau yang dokter umum, sementara tidak kami usulkan formasi pengganti, terangnya.

Edy berharap kasus pengunduran diri seperti itu tidak terulang lagi di masa-masa mendatang, agar tidak terjadi kuota yang sia-sia. “Apalagi saat mendaftar sebagai CPNS, masing-masing pendaftar telah menyatakan kesanggupannya untuk ditempatkan dimanapun sebagai abdi negara, pungkasnya. (tem/kun)