CIANJUR, AYOBANDUNG.COM — Usai penggerebekan pasangan homoseksual (gay) di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, sejumlah waria mengaku merasakan dampak pada kehidupan sehari-hari mereka.

Sebut saja Andri (nama samaran) yang bekerja di salah satu salon di Cianjur. Ia mengatakan, setelah mendengar penggerebekan itu membuat penampilan sehari-harinya berubah, karena takut di-bully.

“Takut ... sekarang mah, pas tau ada penggerebekan, terus berdampak pisan, kata Andri pada Ayobandung.com, Selasa, 31 Mei 2022.

Sebelum ada penggerebekan, Andri dan temannya yang gay, terutama yang berdandan laiknya perempuan, biasa jalan-jalan tanpa harus terlihat sebagai lelaki.

Tanpa ada risih atau apa pun, karena menurut mereka itu merupakan hak dalam menjalankan kehidupannya.

“Sekarang kalau ke jalan keluar, kita pake pakaian cowo pada umumnya aja, takut gimana gitu nanti,  katanya.

Baca Juga: BPBD Jabar Siap Bantu Pencarian Eril di Swiss, Tapi Terhalang Situasi Ini

Dampak serupa juga diungkapkan Faisal (nama samaran), usai kejadian tersebut sudah jarang kumpul, baik di cafe atau di salon, katanya takut jadi korban penggerebekan.

“Kalaupun kumpul, kita di daerah puncak yang jauh dari keramaian atau melalui videocall grup WA, katanya.