Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus dugaan pelemparan batu ke pengendara mobil di Tol Malang-Pandaan berakhir dengan mediasi. Berdasarkan hasil penyelidikan pihak Jasa Marga Pandaan-Malang tidak menemukan bukti kuat terkait adanya pelaku pelemparan batu.

google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0

GM Operasional Jasamarga Pandaan-Malang, Indrawan Agustono mengungkapkan jika tidak ada pihak warga sekitar yang mengaku melakukan aksi pelemparan. Sehingga dirinya memutuskan untuk mengambil jalan mediasi. “Tidak ditemukan pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu. Kami berupaya melakukan mediasi dengan korban, ujar Indrawan.

Indrawan menambahkan bahwa setelah dilakukan mediasi, korban asal Malang bernama Ibu Rudi ini bersedia tidak meminta ganti rugi. Selain kurangnya bukti, pihak korban merasa kaca mobilnya hanya retak sebagian kecil saja.

Meskipun begitu, kejadian ini akan menjadi perhatian pihak Jasa Marga agar kedepannya tidak terjadi kejadian serupa. Tak hanya itu pihaknya juga akan melakukan sosialisasi dan pengarahan terhadap warga.

“Hasilnya karena kacanya tidak pecah, korban bersedia tidak mengklaim ganti rugi. Tim Kamtib sudah sosialisasi dan pengarahan warga di sekitar JPO di KM 69, yakni Desa Tejowangi (Kecamatan Purwosari), ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, pengendara mobil Nissan Serena bernopol N 1587 CA melaporkan jika dirinya merasa terkena lemparan batu saat melintas di KM 69.800 Tol Malang-Pandaan pada Senin (30/5/2022) kemarin. Dugaan pelemparan baru tersebut terjadi di bawah jembatan layang area permukiman Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. (ada/kun)