AKURAT.CO Harga minyak dunia telah meroket pada akhir perdagangan Senin (30/5/2022) sore kemarin, sehingga harga minyak saat ini telah mencapai level tertinggi selama dua bulan terakhir karena China melonggarkan mobilitas usai lockdown yang diterapkan di kota-kota besar seperti Shanghai.
Saat ini, harga dari minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik USD2,24 atau 1,9 persen menjadi USD121,67 per barel. Sementara, harga dari minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$1,99 atau 1,7 persen menjadi US$117,06 per barel.
Analis dari Commerzebank mengatakan bila kenaikan tersebut merupakan imbas dari telah longgarnya kebijakan lockdown di Shanghai yang memicu harapan permintaan minyak akan meningkat dari China.
baca juga:
Salah satu alasannya ialah pencabutan pembatasan wilayah atau lockdown oleh China akibat covid-19 di Shanghai, sehingga memicu adanya harapan bahwa permintaan minyak akan meningkat lagi, ungkap Analis Commerzebank seperti dikutip dari Reuters, Selasa (31/5/2022).
Sementara itu, Shanghai telah mengumumkan lockdown covid-19 selama dua bulan belakangan telah berakhir yang menandakan kota tersebut telah berangsur pulih. Dengan begitu, masyarakat di kota tersebut sudah bisa beraktivitas kembali dan China membutuhkan stok minyak untuk warganya yang juga mulai berkendara
Selain karena pelonggaran di China, kenaikan harga minyak juga didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Uni Eropa (UE) akan mencapai kesepakatan untuk melarang impor minyak dari Rusia yang menjadikan negeri beruang merah itu akan memperketat pasar sehingga dilapangan nanti pemasok akan kekurangan stok, terlebih, saat ini permintaan bensin, solar, dan bahan bakar jet meningkat jelang puncak musim panas di AS dan Eropa.
Sedangkan di sisi lain, negara-negara anggota OPEC+ juga menolak seruan Barat untuk mempercepat peningkatan produksinya. Organisasi negara-negara pengekspor minyak itu akan tetap pada rencana awal, yakni menaikkan target produksi Juli hanya sebesar 432 ribu per barel per hari.[]