Data hari ini tembus 1.696 ekor, jumlah itu tersebar di 16 Kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, kata Plt Kepala DPKH Kabupaten Malang, Nurcahyo, Senin, 30 Mei 2022.
Baca: Pemkot Bogor Bangun 5 Pos Monitor Kesehatan Hewan Ternak
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Cahyo sapaan akrabnya menerangkan dari jumlah 1.696 ekor sapi yang terpapar PMK tersebut, terbanyak ada di Kecamatan Ngantang, yakni 1.065 ekor sapi. Di Ngantang sendiri total populasi sapi mencapai 18.500 ekor.
Tapi belum ada laporan hewan ternak yang mati. Jadi sementara ini kita terus upayakan penyemprotan disinfektan, dan pemberian antibiotik dan vitamin pada sapi itu, jelasnya.
Cahyo mengaku awalnya kasus PMK ini ditemukan di empat kecamatan, yakni Ngantang, Singosari, Wajak, dan Gondanglegi. Namun saat ini kasus PMK telah meluas di 16 kecamatan.
Sekarang sudah 16 Kecamatan, tapi saya tidak hafal kecamatan mana saja, yang jelas itu paling banyak di Kecamatan Ngantang, ungkapnya.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Malang mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Malang nomor 800/3699/35.07.201/2022 tentang Kewaspadaan Dini Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Surat tersebut terbit per 12 Mei 2022 dan ditandatangani langsung oleh Bupati Malang, M Sanusi.
Ada lima poin dalam surat edaran tersebut. Pertama, pembatasan lalu lintas ternak (masuk dan keluar) dari dan menuju Kabupaten Malang.
Kedua penutupan sementara semua pasar hewan terhitung sejak diterbitkan surat sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Ketiga, menghentikan operasional tempat pemotongan hewan (TPH) milik perorangan dan mengalihkan pemotongan ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Keempat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan penyemprotan desinfektan di sekitar kandang dan pasar hewan. Terakhir, seleksi ketat penyembelihan/pemotongan ternak ruminansia di Rumah Potong Hewan (RPH).
(DEN)