Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina berdampak pada Samsung. Raksasa teknologi Korea Selatan itu dilaporkan menurunkan produksi 30 juta unit pada tahun 2022.

Informasi ini berdasarkan laporan baru dari Maeil Business News, Korea Selatan. Berita itu muncul karena penjualan semakin terhambat karena perang di Ukraina, dikutip dari Tech Crunch, Senin (30/5/2022).

Sebelumnya Samsung diketahui menangguhkan penjualan di Rusia karena serangan ke Ukraina. Keputusan tersebut mengikuti perusahaan teknologi lainnya Microsoft dan Apple.

Tech Crunch menuliskan industri smartphone tidak baik-baik saja. Selama pandemi, sektor ini mengalami perlambatan dan makin sulit karena ada masalah keuangan dan kendala rantai pasokan.

Pihak Samsung, menurut Tech Crunch, menolak mengomentari laporan terkait pemangkasan jumlah produksi perangkat perusahaan tahun ini.

Sebelumnya Bloomberg News melaporkan Apple kemungkinan tidak akan merubah jumlah produksi iPhone untuk tahun ini yakni 220 juta. Ada sejumlah alasan dibalik keputusan itu, mulai dari Covid-19 di China, masalah rantai pasokan global dan permintaan yang tidak naik.

Pemasok Foxconn diketahui melakukan upaya untuk membatasi dampak pada produksi smartphone, yakni dengan menerapkan sistem closed loop, membuat pekerja tetap berada di tempat.

Namun lockdown China membuat lebih banyak orang mengingatkan soal masalah permintaan. Kebijakan lockdown di China dan Taiwan memang berdampak besar pada Apple, terlebih di sana adalah tempat suku cadang dan iPhone diproduksi.

Bulan lalu, Apple mengatakan setiap lockdown memberikan hambatan baru pada pasokan dan permintaan perangkat di kuartal saat ini.

Nasib Apple juga makin sulit saat investor memiliki kebijakan untuk menurunkan belanja konsumen pada gadget dan layanan teknologi. Ini terjadi pada saat bersamaan ada perang Rusia-Ukraina yang membuat harga-harga naik dari minyak, makanan dan bahan pokok.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Samsung Galaxy S22 Dirilis 9 Februari, Ini Bocoran Speknya

(npb)