Night at the Museum dalam Malam Mingguan di Museum Tumurun Solo: WHY

  • 30 Mei 2022 13:04:17
  • Views: 12

TEMPO.CO, Solo - Waktu kunjungan di Museum Tumurun, Solo, berubah. Demi  pameran tunggal Aditya Novali, museum yang biasanya buka sesuai waktu kerja, kini memperpanjang durasinya hingga malam hari. Pameran bertajuk “WHY ini berlangsung mulai pukul 19.00 sampai 21.00 WIB.

Sekitar 60 orang menikmati karya Aditya Novali yang dibalut dengan konsep Malam Minggu di Museum pada Sabtu, 28 Mei 2022. Momentum itu kian spesial karena pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan sang seniman.

Pameran di malam hari ini mampu menyedot antusiasme anak muda yang biasanya menghabiskan malam minggu di tempat kuliner atau hiburan. Biasanya, pengelola Museum Tumurun Solo membuka kunjungan pada siang hari. Unik, bisa datang ke museum malam hari. Biasanya museum sudah tutup di malam hari, ujar seorang pengunjung, Putra Aditya kepada Tempo di sela pameran.

Program Malam Minggu di Museum juga memungkinkan pengunjung dari luar kota seperti Putra Aditya untuk mampir ke pameran. Lelaki 28 tahun itu sehari-hari bekerja di Sidoarjo, Jawa Timur. Di sela bertemu keluarga di kampung halaman di Solo, Putra meluangkan waktu untuk berkunjung ke museum yang terletak di Jalan Kebangkitan Nasional, Sriwedari, Laweyan, Solo itu.

Seniman kontemporer asal Solo, Aditya Novali sedang menjelaskan karyanya yang bertajuk Caprice dalam program Malam Minggu di Museum di Museum Tumurun, Solo, pada Sabtu, 28 Mei 2022. TEMPO | CHRISNA CHANIS CARA

Saya langsung mendaftar saat mengetahui ada program Malam Minggu di Museum pada Selasa, 24 Mei 2022. Beruntung masih kebagian karena kuota terbatas, ujarnya. Malam itu, Putra Aditya dapat langsung berinteraksi dengan seniman favoritnya, Aditya Novali.

Aditya Novali mengajak pengunjung berkeliling museum dan menjelaskan proses penciptaan tujuh karyanya. Di antaranya NGACO: Solution for Nation yang pernah dipamerkan di Mori Art Museum and The National Art Center, Tokyo, Jepang, pada 2017. Beberapa orang sibuk mengabadikan karya-karya Aditya Novali yang instagramable lewat telepon pintar.

Pengunjung lain, Yorinda, mengatakan sudah dua kali ini datang ke pameran WHY. Meski bukan pengalaman pertama, dia selalu terkesan dengan karya Aditya Novali, terutama Structures of Representation. Karya itu seperti mengajaknya memaknai sebuah hal dalam banyak sudut pandang.

Structures of Representation memakai media 21 batang seng persegi panjang berbalut kanvas. Konfigurasi gambar dapat berubah-ubah ketika sejumlah batang seng diputar. Karya itu tak hanya menunjukkan bahwa seni bisa dilihat dari beragam perspektif, tetapi juga kehidupan itu sendiri, ujar perempuan 24 tahun itu.

Aditya Novali ngobrol dengan pengunjung yang masih penasaran dengan karyanya. Peraih gelar master untuk bidang Conceptual Design di Design Academy Eindhoven, Belanda, ini juga melayani foto bersama. Pemilik Museum Tumurun yang juga Wakil Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, turut hadir malam itu.

Aditya Novali mengaku puas karena banyak orang mengapresiasi karyanya, termasuk anak muda. Tak masalah jika ada pengunjung yang sekadar berfoto dengan latar karyanya yang instagramable. Sebagai seniman, saya lebih senang jika orang bisa mendapatkan pemahaman dari pameran ini, ucapnya. Namun tak masalah juga kalau mereka hanya foto-foto.

Musababnya, Aditya Novali melanjutkan, tahapan seseorang dalam melihat seni bisa berbeda-beda. Mereka mau datang ke sini sudah usaha tersendiri. Saya menghargainya, tutur seniman kontemporer kelahiran Solo ini. Aditya Novali banyak menyelami ruang, bentuk, dan struktur dalam proses penciptaan karya. Rasio dan perhitungan yang mendetail juga begitu kentara pada karyanya.

Seniman kontemporer asal Solo, Aditya Novali, tengah menjelaskan karyanya yang bertajuk Conversation Unknown dalam program Malam Minggu di Museum di Museum Tumurun, Solo, pada Sabtu, 28 Mei 2022. TEMPO | CHRISNA CHANIS CARA

Seniman jebolan Jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung itu menerapkan rasionalitas yang tajam, namun tidak mengesampingkan gerak hati atau perasaan. Aditya Novali bisa menjadi sangat sentimental dalam Significant Other: Her and His World(s), sebuah karya yang menggambarkan Aditya dengan adik perempuannya, Ade, 36, seorang penyandang down syndrome. Pameran tunggal Aditya Novali di Museum Tumuran Solo berlangsung sampai 26 September 2022.

Manager Tumurun Private Museum, Vimala Sari mengatakan, konsep Malam Minggu di Museum ini merupakan persembahan spesial dalam setiap pameran tunggal. Kami mengajak masyarakat merasakan sensasi tersendiri saat berkunjung ke Museum Tumurun pada malam hari, ujarnya. Ini adalah alternatif kegiatan mengastikkan di akhir pekan.

Vimala Sari melanjutkan, antusiasme masyarakat untuk datang ke museum pada malam hari begitu tinggi. Kuota 60 pengunjung langsung ludes hanya dalam tempo beberapa menit saat pendaftaran online. Banyak yang kecewa karena tidak kebagian tiket. Tenang saja, kami segera membuat program serupa, ujarnya.

CHRISNA CHANIS CARA (Kontributor Solo)

Baca juga:
Wisata ke Museum Tumurun, Lihat Koleksi Pribadi Bos Sritex


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.


https://travel.tempo.co/read/1596462/night-at-the-museum-dalam-malam-mingguan-di-museum-tumurun-solo-why

Sumber: https://travel.tempo.co/read/1596462/night-at-the-museum-dalam-malam-mingguan-di-museum-tumurun-solo-why
Tokoh



Graph

Extracted

persons Iwan Kurniawan,
companies ADA, Sritex, Telegram,
institutions Universitas Parahyangan,
topics BOS,
fasums museum,
nations Belanda, Jepang,
places JAWA BARAT, JAWA TENGAH, JAWA TIMUR,
cities bandung, Batang, Sidoarjo, Solo, Tokyo,