MerahPutih.com - Otoritas Nigeria memastikan kemunculan 21 kasus cacar monyet. Di mana, satu pasien dilaporkan meninggal. Kasus-kasus di Nigeria dilaporkan muncul di enam negara bagian serta di ibu kota negara, Abuja.
Badan Pengendalian penyakit Nigeria (NCDC) memaparkan, di antara 61 terduga kasus cacar monyet yang dilaporkan sejak Januari, 21 di antaranya sudah dipastikan. Satu di antara 21 pasien penyakit itu, yakni pria berusia 40 tahun, meninggal.
Baca Juga:
Kemenkes Minta Masyarakat Tetap Waspada terhadap Penyakit Cacar Monyet
Di antara 21 kasus yang dilaporkan sejauh ini pada 2022, tidak ada bukti soal transmisi virus itu yang baru atau tidak biasa, juga tidak ada perubahan wujud klinis yang didokumentasikan (termasuk gejala, bentuk, dan kedahsyatan), kata NCDC.
Cacar monyet merupakan penyakit khas di negara-negara Afrika seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan Nigeria. Namun, infeksi virus yang biasanya menyebar tidak terlalu parah itu telah menyebabkan kekhawatiran di seluruh dunia setelah 200 kasus terduga dan terkonfirmasi ditemukan sejak awal Mei di sedikitnya 19 negara, terutama di Eropa.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan dalam menghadapi situasi perluasan suatu wabah penyakit baik secara global ataupun nasional.
Analisis dan prediksi saya menyikapi situasi global terakhir baik di regional maupun nasional, sebagai peneliti global health security atau ketahanan kesehatan global, saya sampaikan bahwa situasi pandemi ini memberikan dampak langsung dan tidak langsung, kata Dicky.
Ia menuturkan, anak-anak menjadi pihak dominan yang paling rentan terhadap suatu wabah. Anak-anak merupakan magnet dan berpotensi menjadi asal mula timbulnya suatu wabah di masa modern.
![Lengan](https://merahputih.com/media/2a/24/37/2a24373b3e6d08f07bba4e1a4e9c2ed9.jpg)
Hal itu karena banyak anak, utamanya yang berusia di bawah enam tahun, cenderung belum memiliki imunitas untuk menghadapi suatu penyakit, bahkan terkesan ada penurunan anti bodi selama menghadapi pandemi seperti COVID-19.
Di samping itu, munculnya baik wabah lama seperti polio, hepatitis ataupun wabah baru seperti monkeypox (cacar monyet) disebabkan karena adanya perubahan pada perilaku manusia yang mungkin menjadi lebih rawan dan abai terhadap kesehatan juga kebersihan lingkungan sehingga memicu terjadinya kerawanan terhadap satu atau lebih banyak populasi.
Hal lain yang menyebabkan kerawanan pada anak yakni banyak negara memberikan pelonggaran terhadap aturan protokol kesehatan saat menghadapi sebuah pandemi, tanpa sempat memperbaiki sistem kesehatan dan respons mitigasinya yang belum terbilang optimal, katanya. (Knu)
Baca Juga:
Jangan Panik! Begini Gejala Cacar Monyet