Telkomsel Beli Saham GoTo Lebih Murah Daripada Investor Pra-IPO

  • 29 Mei 2022 19:07:41
  • Views: 15

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) lewat anak usahanya PT Telkomsel ternyata sangat menguntungkan.

Berkat keputusan manajemen untuk berinvestasi di Gojek pada November 2020, Telkomsel bisa mendapatkan harga saham GoTo jauh lebih murah dibandingkan belasan investor global yang masuk saat pre-IPO fundraising pada akhir tahun lalu.

Telkomsel berinvestasi di Gojek senilai 150 juta dolar AS pada bulan November 2020. Investasi dalam bentuk obligasi konversi dan opsi saham sebesar 300 juta dolar AS itu memberikan opsi saham GoTo kepada Telkomsel di harga Rp 270 per saham.

Baca juga: Nusron Wahid: Investasi BUMN ke GoTo dan Startup Jangan Dihakimi Rugi

Pada bulan Mei 2021, Gojek merger dengan Tokopedia dan melahirkan GoTo. Aksi korporasi ini membuat Telkomsel mengkonversikan obligasinya dan meng-exercise opsinya di harga Rp 270 per saham senilai 450 juta dolar AS. Merger Gojek-Tokopedia menyebabkan meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di GoTo.

Besarnya minat investor terhadap saham GoTo benar-benar terbukti saat Pra-IPO fundraising yang berakhir di bulan November-Desember 2021.

Sejumlah investor besar dunia ikut memasukkan penawarannya. Hasilnya, dana yang berhasil diraih pada Pra-IPO GoTo total mencapai sekitar USD1,4 miliar. Saat Pra-IPO tersebut, valuasi GoTo sudah mencapai sekitar Rp 375 per saham. Harga itu 39 persen lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel di GoTo sebesar Rp 270 per saham.

Dari proses pra-IPO itu terlihat bahwa investor asing yang berinvestasi ke GoTo berani membayar 39 persen lebih mahal daripada harga yang diperoleh Telkomsel. Ini menjadi bukti bahwa Telkomsel sudah memiliki perhitungan dan perencanaan yang baik saat masuk ke Gojek di tahun 2020.

Baca juga: Bukan Tekor, Telkom Klaim Untung Triliunan Rupiah Sejak Awal Inves di GoTo

Beberapa investor kenamaan yang masuk pada saat Pra-IPO fundraising diantaranya adaah Institusi terkait pemerintahan/sovereign wealth fund (SWF) seperti ADIA (Uni Emirat Arab, SWF terbesar ketiga di dunia dengan AUM USD829 miliar, GIC (Singapura, salah satu SWF terbesar di dunia), Temasek GIC (Singapura, SWF terbesar ke-12 di dunia dengan AUM USD283 miliar).

Selain itu sejumlah pemodal besar lainnya seperti Permodalan Nasional Berhad (Malaysia), Khazanah (Malaysia), Tencent, Fidelity, Google, Ward Ferry, SeaTown, Primavera dan Avanda juga ikut berpartisipasi masuk menjadi investor GoTo lewat Pre-IPO.

Ketika akhirnya GoTo IPO pada 11 April 2022 di harga Rp 338 per saham, harga itu tetap lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel. Keputusan investasi Telkomsel di GoTo dinilai sangat strategis dan terbukti menguntungkan sejak awal. Apalagi bisnis Telkom dan Telkomsel dapat mengoptimalkan ekosistem digital milik GoTo.

Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriensyah menjelaskan, kebijakan Grup Telkom berinvestasi di GoTo tidak hanya mempertimbangkan aspek capital gain atau loss. Tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih luas lagi, seperti sinergi.

Baca juga: Saham GOTO Fluktuatif Cenderung Menguat, Investasi Telkomsel Potensi Cuan Rp 805 Miliar

Salah satu contoh hasil sinergi tersebut, ungkap Ririek, Grup Telkom memperoleh pendapatan senilai Rp 473 miliar dari pendapatan pelanggan baru mitra pengemudi Gojek melalui pembelian paket data Telkomsel untuk mitra di tahun 2021 lalu.

Potensi sinergi value dengan GoTo justru lebih besar dari nilai yang sudah diinvestasikan Telkom Grup, ujar Ririek beberapa waktu lalu.


https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/05/29/telkomsel-beli-saham-goto-lebih-murah-daripada-investor-pra-ipo

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/05/29/telkomsel-beli-saham-goto-lebih-murah-daripada-investor-pra-ipo
Tokoh



Graph