Indonesiainside.id, Gaza – Seorang remaja Palestina ditembak mati oleh pasukan rezim Israel di desa Al-Khader, selatan Tepi Barat yang diduduki, menurut media lokal yang mengutip kementerian kesehatan Palestina.

Remaja yang terbunuh itu sebagai Zaid Mohammad Ghoneim yang berusia 15 tahun, yang meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit setelah ditembak dengan peluru tajam di punggung dan lehernya, kata Quds News Network.

Badan tersebut mengutip sumber-sumber lokal dan saksi mata yang mengatakan bahwa remaja itu dibunuh oleh pasukan Israel dengan darah dingin karena terkejut dengan kehadiran mereka di desanya dan mencoba bersembunyi di garasi parkir.

Sebuah laporan di kantor berita AFP mengatakan militer Israel mengatakan “tidak segera dalam posisi untuk mengomentari masalah ini.

Ghoneim adalah remaja Palestina ketiga yang dibunuh oleh pasukan Israel minggu ini di wilayah pendudukan, dan kelima sejak pembunuhan berdarah dingin terhadap jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh awal bulan ini.

Dia juga remaja Palestina ke-13 yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun, menurut Defense for Children-Palestine (DCIP), sebuah organisasi hak-hak anak Palestina lokal yang independen.

Pada hari Rabu, pasukan rezim membunuh anak laki-laki Palestina berusia 16 tahun Ghaith Yameen di sekitar Makam Joseph di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki setelah menembak kepalanya.

Sebelum itu, pada hari Sabtu, pasukan Israel membunuh anak laki-laki Palestina berusia 17 tahun Amjad al-Fayed selama serangan militer ke kamp pengungsi Jenin setelah menargetkan dia di leher dan dada.

Pembunuhan Ghuneim pada hari Jumat terjadi beberapa jam setelah pasukan Israel melukai sedikitnya 90 orang dalam protes di Tepi Barat yang diduduki, kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

Kantor berita Palestina Ma’an mengutip PRCS yang mengatakan bahwa para stafnya telah menangani 88 orang luka-luka akibat tembakan Israel di Nablus dan kota-kota dan desa-desa terdekat.

Kota-kota Beit Dajan, Jabal Sabih, Beita, dan Hawara di Nablus dilaporkan telah menyaksikan konfrontasi kekerasan dengan pasukan pendudukan.

Sebelumnya pada hari itu, gerakan perlawanan Palestina Hamas memperingatkan Israel akan perang lain jika hal itu memungkinkan kelompok sayap kanan dan pemukim ilegal berbaris melalui Kota Tua al-Quds Timur yang diduduki.

Kelompok perlawanan Palestina mengecam keras rezim dan pemukim Israel karena menggelar apa yang disebut Pawai Bendera di kota suci yang diduduki pada 29 Mei, pawai provokatif yang menandai pendudukan Israel atas Tepi Barat dan al-Quds Timur pada 1967.(Nto)