Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan duka cita atas wafatnya Buya Syafii Maarif, hari ini. Ia mengatakan Indonesia sangat kehilangan sosok seperti Buya Syafii Maarif yang senantiasa mengajarkan untuk bersaudara dalam perbedaan, dan berbeda dalam persaudaraan.

Ajaran tersebut menjadi pedoman yang menguatkan soliditas kebangsaan di tengah kemajemukan bangsa yang terdiri atas beraneka ragam suku, agama, ras, dan antar golongan, ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (27/5/2022).

Sosok Buya Syafii Maarif yang pernah menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, menurut Bamsoet, lebih dikenal masyarakat sebagai cendekiawan dan tokoh agama. Namun, banyak yang tidak menyadari sejak usia muda, Buya Syafii Maarif pernah menjadi seorang jurnalis.

Bamsoet mengatakan Buya Syafii Maarif bahkan menjadi Pemimpin Redaksi di Majalah Sinar dan Redaktur di Suara Muhammadiyah serta anggota Persatuan Wartawan Indonesia.

Sebagai orang yang pernah menggeluti dunia jurnalistik, saya punya kekaguman tersendiri terhadap Buya Syafii Maarif. Analisis dan tulisan Buya sangat tajam dan mendalam. Keberpihakannya kepada kebenaran dan keadilan jauh melampaui para jurnalis pada umumnya. Lebih dari itu, Buya adalah sosok negarawan yang istiqomah membela kebinekaan dan kemajemukan demi keutuhan NKRI, jelas Bamsoet.

Di tengah politik identitas yang rentan dengan gesekan di masyarakat serta berkembangnya paham radikalisme, pandangan Buya Syafii Maarif, dinilai Bamsoet, perlu ditularkan kepada segenap elemen bangsa, terutama tentang pluralisme dan toleransi.

Sosok Buya Syafii memang telah pergi mendahului kita. Namun ajaran dan pemikirannya akan senantiasa hidup menemani kita. Karenanya selain mendoakan beliau, kita juga patut meneladani berbagai sikap hidup beliau, terutama dalam mendahulukan kepentingan bangsa diatas kepentingan golongan. Selamat jalan, sang guru bangsa, ungkap Bamsoet.