Pertemuan ini merupakan upaya kita bersama dalam membangun komitmen sebagai warga bangsa di bumi ini, kata Puan dalam acara yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Kamis, 26 Mei 2022.
Puan menyebut komitmen antarbangsa dan negara sudah sering dilakukan dalam berbagai forum, kerja sama, dan pertemuan-pertemuan. Bahkan komitmen memajukan kepentingan bersama dan kerja sama telah dilakukan sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Puan, pandemi covid-19 telah menjadi wake up call akan pentingnya upaya dan kerja bersama dalam menghadapi masalah-masalah global. Dia menegaskan diperlukan upaya bersama dalam menyelesaikan permasalahan global seperti kerentanan pangan, energi, air bersih sanitasi, dan kelestarian alam.
Persaingan ekonomi global dan perkembangan industri telah menciptakan kesenjangan antar negara dalam mengeksploitasi alam, pemanfaatan teknologi eksploitasi, dan jalannya pembangunan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, ujar Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR ini juga menyoroti kesenjangan capaian kemajuan antarnegara. Hal tersebut, kata Puan, membuat negara-negara di dunia memiliki sikap yang berbeda dalam mengeksploitasi alam sebagai sumber untuk pendapatan negara.
Karenanya tema pertemuan GPDRR ini memang sangat tepat dan relevan karena dunia perlu membangun resiliensi bencana yang berpusat pada manusia (people centered), kata dia pada forum yang bertemakan From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a Covid-19 Transformed World itu.
Baca: Puan Tekankan Pentingnya Persepektif Parlemen Menjawab Tantangan Global
Menurut Puan, resiliensi bencana yang berpusat pada manusia (people centered) dimulai dari membangun kesadaran dan komitmen untuk menjaga kelestarian dan daya dukung alam dan lingkungan hidup. Pada tahap selanjutnya, terdapat pula tuntutan kemauan bersama dalam membangun tata dunia ekosistem industri dan perekonomian yang ramah terhadap lingkungan hidup.
Sejak deklarasi Dasasila Bandung 1955, yang bercita-cita setiap bangsa merdeka dan sejahtera, hingga saat ini masih ditemukan berbagai kasus kekurangan pangan, air bersih, kerusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, yang masih banyak ditemukan. Oleh karena itu diperlukan perubahan cara berpikir, suatu cara berpikir bahwa kita tidak saja mengambil dari alam, tetapi kita harus memulihkan alam kembali kepada ekosistem yang baik, kata mantan Menko PMK itu.