Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sutiyoso, mengingatkan Indonesia soal tenaga kerja asing asal Tiongkok (China). Perlahan namun pasti, mereka bisa saja menjadi mayoritas di negeri ini jika dibiarkan.

Hal ini karena ribuan TKA asal China membanjiri berbagai daerah, alasannya sebagai tenaga ahli. Padahal banyak dari mereka hanya pekerja kasar biasa.

“Jangan sampe suatu saat kita itu tersisih ya. Saya jujur aja miris aja. Kok banyak sekali pekerja-pekerja asing datang, kata Bang Yos di kanal Hersubeno Point, dipantau Selasa (24/5).

Ditegaskannya, boleh saja pengusaha dari negara mana pun menanamkan modal di Indonesia dan membawa tenaga ahli dari negaranya. Namun, tetap harus dibatasi, hanya dua atau tiga orang saja, jangan sampai ribuan.

“Jadi kita harus waspada sekali lagi ya. Kalau ini kita diem-diemin saya jamin orang itu nggak akan pernah pulang ke negaranya. Nggak akan pernah, kata Bang Yos.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lantas mencontohkan Singapura dan Malaysia. Kini etnis Tiongkok menguasai negara jiran tersebut. Hampir di semua departemen dipimpin oleh mereka.

“Kok kita nggak sadar-sadar gitu lho, bukan apa saya orang intelejen saya bisa membaca, pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, di Sulawesi sampai Papua nggak akan pernah kembali ke sana. Pasti di sini, ujar Bang Yos.

“Di Tiongkok punya anak dua, yang anak kedua ini kayak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah. Nah di sini mereka bikin anak sebanyak- banyaknya. Artinya jangan sampai ini kita nggak sadar-sadar akhirnya mereka yang mayoritas bukan kita, kata Bang Yos.

Ditambahkannya, migrasi WNA China ke berbagai negara memang strategi untuk meringankan beban negara komunis itu. Pasalnya dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 milyar, beban negara mengurusi keperluan mereka sangat berat.

“Kalau saya jadi presiden Tiongkok ngurus 1,4 milyar orang itu mau bagaimana? Ngasih makan, ngasih papan, ngasih sandangnya, belum lagi sekolahnya, belum rumah sakitnya, nggak akan mampu. Maka yang paling mudah adalah ekspor orang, tegas Bang Yos. (Nto)