Pengikut UAS Disebut Mengancam Akan Serang Singapura

  • 23 Mei 2022 21:03:32
  • Views: 3

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan Urusan Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam pada Senin, 23 Mei 2022 menyebut ajaran Pendakwah Ustad Abdul Somad atau UAS yang beberapa waktu lalu disebut ekstremis, sangat berdampak. Sejumlah orang terduga pengikut UAS telah diselidiki berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri atau ISA, termasuk ada remaja, 17 tahun, yang ditahan (karena hal ini).

Shanmugam menyebut, sejak UAS ditolak masuk ke Singapura pada Senin pekan lalu, beberapa pengikutnya secara terbuka mengancam di media sosial untuk menyerang Singapura secara fisik. Salah satunya menyerukan agar hal itu dilakukan dengan cara yang mirip dengan serangan 9/11 atau 11 September di New York pada 2001. Ada pula komentar lain, yang menyerukan agar Singapura dibom.

“Saya pikir seseorang tidak boleh mengabaikan mereka sepenuhnya, kata Shanmugam ketika dia membacakan komentar media sosial, saat berbicara kepada wartawan di markas besar Kementerian Dalam Negeri atau MHA Singapura, pada Senin, 23 Mei 2022, seperti dikutip Singapore Today.

“Pararel telah ditarik dengan 9/11. Paralel, sedang ditarik dengan Singapura yang dipimpin oleh para pemimpin non-Islam dan bahwa Singapura harus diserang.


Shanmugam mengatakan bahwa pihak berwenang telah mengetahui ajaran UAS dalam waktu yang cukup lama. Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang telah menonton video ajaran UAS ditahan pada Januari 2020 di bawah ISA.


Remaja yang merupakan siswa sekolah menengah itu, diduga telah di-radikalisasi oleh kontak online asing yang memperkenalkannya ke kelompok media sosial. Kontennya berisi, mendukung Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, dan kelompok teroris.

Dia pertama kali diselidiki pada September 2017 ketika berusia 15 tahun, setelah dia mengunggah gambar Presiden Halimah Yacob di media sosial dan meminta ISIS untuk memenggal kepalanya karena mendukung Singapura, yang dia pandang sebagai negara kafir.

Shanmugam mengatakan bahwa remaja itu telah menonton banyak ceramah YouTube tentang bom bunuh diri, sebuah topik yang menurut MHA telah didukung oleh UAS, dalam konteks konflik Israel-Palestina.


“Anak laki-laki itu mulai percaya bahwa jika Anda berjuang untuk ISIS dan jika Anda seorang pembom bunuh diri, Anda bisa mati sebagai martir dan menerima hadiah di surga. Jadi Anda dapat melihat khotbah Somad memiliki konsekuensi dunia nyata.

Sebelumnya melalui akun media sosialnya pada Senin, 16 Mei 2022, UAS mengaku dideportasi dari Singapura. Dia juga mengunggah video saat berada dalam sebuah ruangan.


UAS di ruang 1x2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore, tulis UAS di unggahannya.


Kementerian Dalam Negeri atau MHA Singapura dalam tiga butir pernyataannya yang dibagikan pada Selasa, 17 Mei 2022,  menjelaskan ada empat alasan penolakan UAS. Keempat alasan itu adalah UAS disebut telah menyebarkan ajaran ekstrimis dan segregasionis, mengizinkan bom bunuh diri, merendahkan agama lain, dan menyebut non-muslim sebagai kafir.

UAS dalam sebuah wawancara media pada Rabu, 18 Mei 2022, mengatakan tuduhan yang dialamatkan padanya adalah persoalan lama yang keliru dan dia sudah menjelaskannya berulang kali di YouTube. Dia juga mengaku pernah ditolak di Timor Leste tetapi itu saat dulu sebelum Pemilihan Presiden 2019. 

Singapore Today

Baca juga: Tentara Ukraina Mundur dari Kota Popasna

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.


https://dunia.tempo.co/read/1594432/pengikut-uas-disebut-mengancam-akan-serang-singapura

Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1594432/pengikut-uas-disebut-mengancam-akan-serang-singapura
Tokoh





Graph

Extracted

persons Halimah Yacob, Ustaz Abdul Somad,
companies ADA, Google, YouTube,
ministries Kemendagri,
organizations ISIS,
religions Islam,
nations Irak, Israel, Palestina, Singapura, Suriah, Timor Leste, Ukraina,
places BANTEN, DKI Jakarta,
cities New York, Serang,
cases Bom bunuh diri, Teroris,